Di kamar Apartement Robby, Malam semakin larut, Lessya maupun Robby tidur dengan saling memeluk, suhu udara di dalam kamar yang biasanya dingin, malam ini terasa sejuk dan pelukan mereka semakin erat ketika pagi menjelang.
Kaki-kaki yang saling bertautan, tangan yang saling melingkar, seolah menambah nikmat nya tidur di malam ini.
Sampai akhir nya sinar Matahari pun datang, menembus tirai besar berwarna coklat, Lessya mulai menggerakan tubuh nya, Lessya mulai tersadarkan dari tidur nya, Lessya merasakan kulitnya sedang bersentuhan dengan kulit seseorang, dan akhirnya Lessya benar benar bangun dari tidur nya. Dilihat nya ruangan ini, ini bukan kamar nya di rumah nya, bukan juga kamar di Apartement nya.
Lessya membulatkan matanya, saat satu tangan terlihat sedang memeluknya saat ini, dan Lessya semakin terkejut saat dia melihat wajah orang yang memeluknya saat ini.
"Kamu.....!" Maki lessya dengan gemas nya, Lessya mendorong tubuh Robby yang begitu dekat dengan nya. Membuat Robby meringis dan membuka mata nya.
"Selamat Pagi...Cantik!" Sapa Robby dengan senyum yang begitu manis, membuat Lessya semakin geram.
"Apa yang kamu lakuin di sini?!" Tanya Lessya, Lessya bangun dari rebahan nya, hendak duduk namun buru-buru Lesyya menarik selimut tebal yang harus menutup tubuh nya, Lessya semakin sadar, saat ini dia sudah hampir naked.
Melihat sikap Lessya, Robby malah tertawa, Robby meletakan dua tangan nya di bawah kepalanya, menjadikannya tambahan untuk bersandar dan bebas menikmati punggung Lessya yang begitu indah.
Lessya membalas tawa Robby dengan raut muka yang kesal, sadar posisi nya tidak menguntungkan, Lessya kembali merebahkan tubuh nya, menutup diri nya kembali dan Robby semakin tertawa.
"Saya udah lihat semua tubuh kamu, Sya...Dan apa kamu lupa dengan kejadian malam tadi?!" Bohong Robby dan memiringkan tubuh nya berbaring menghadap Lessya yang sedang mencerna ucapan Robby.
"Kamu itu Liar dan trus meminta saya untuk....!" Ucap Robby dan Lessya langsung membungkam mulut Robby dengan tangan nya
"Kamu mengambil kesempatan dalam kesempitan rupa nya!" Keluh Lessya dan Robby kini mulai mengrangkak di atas tubuh Lessya
"Dan kamu begitu menikmati nya!" Bohong Robby lagi, Robby yang dari tadi bangun sudah mulai turn on, semakin turn on ketika melihat punggung Lessya tadi, dan kali ini dia benar-benar tidak ingin menyia nyiakan kesempatan untuk bisa bercinta dengan Lessya, Robby sudah menahan hasrat nya dari tadi malam, dan kali ini dia tidak ingin menahan hasrat nya lagi.
Robby mulai meraih bibir Lessya, mencium nya dengan lembut, walau Lessya menolak, tapi bukan Robby nama nya bila dia tidak bisa membuat wanita menggila karna sentuhan nya.
"Hemmh!" Keluh Lessya dengan menahan wajah Robby,
"Saya bisa mati kalo begini!" Maki Lessya, Robby begitu pintar memainkan lidah nya di mulut Lessya, membuat Lessya kesulitan untuk bernafas saat berciuman tadi.
"Jangan dulu mati, Sya...minimal satu anak saya lahir dulu, Bibit saya begitu unggul dan saya gak pake pengaman tadi malam!" Candaan dan Bohong Robby lagi, untuk menyakinkan aksi nya, Robby mengusap perut rata Lessya dan membuat Lessya menelan saliva nya, sentuhan Robby yang lembut, ditambah lagi Lessya yang sudah tidak pernah melakukan body contact dengan laki laki manapun hampir 5 tahun ini, membuat tubuh Lessya lemah.
"Jangan ngaco kamu!" Protes Lessya
"Serius...Saya serius...Sya!" Jawab Robby dengan terus mengusap perut Lessya, memberikan sedikit penekanan dan tangan nakal nya mulai naik ke bagian atas perut lessya, Lessya menahan tangan Robby saat Lessya merasa Robby mulai menyentuh p@yud@ra nya.
"Gak mau pake tangan? mau pake mulut aja?!" Tanya Robby terus membual dan membuat Lessya percaya bahwa mereka telah melakukan Having Sex tadi malam.
"Saya ga...Ma....Heeeemmhhpp.!" Suara Lessya yang menolak sentuhan tangan Robby di p4yudara nya membuat Robby menggila. Robby meremas pelan p4yudara Lessya, satu tangan nya mengusap leher Lessya dan bibir yang mencium bibir Lessya lagi.
Tubuh Robby saat ini sudah berada di atas Lessya, dengan cepat dan begitu ahli, Robby melepaskan celana one pieces Lessya, membuat Jantung Lessya berdebar.
"Saya gak...Mau.!" Keluh Lessya dengan suara berat, otak nya masih bisa berpikir waras, tapi tubuh nya menginginkan lebih. Apalagi saat Robby sengaja mengesekan junior nya yang masih memakai under wear nya, Lessya merasakan nikmat walau diri nya begitu ingin menolak.
Robby terus menciumi leher Lessya, dan tangan nya terus menyentuh dan memainkan p4yud4ra Lessya dengan lembut. Lessya terus berusaha menolak tapi usaha Robby lebih gigih, saat Robby bangun dari tubuh Lessya, Robby yang berada di atas tubuh Lessya, menatap wajah Lessya.
" May i...?!"
" No... !" Jawab Lessya
" Please...untuk kencan terakhir kita hari ini, kita lakukan ini dalam keadaan kamu sadar, Sya!" Pinta Robby, sedikit memohon, terus mengesekan junior nya yang sudah sesak di dalam under wear nya di dekat inti Lessya membuat Lessya bingung saat ini.
"Please...One more, Sya." Pinta Robby dan akhirnya Lessya mengkerucutkan bibir nya.
"Ok...setelah ini, Anggap semua nya Done, kita harus saling menjauh, tidak saling mengenal, dan kamu harus menghilang dari kehidupan saya!" Jawab Lessya dan Robby tertawa, dengan cepat Robby melepaskan under wear nya, Junior nya yang tegak sempurna saat ini, sengaja Robby perlihatkan pada Lessya dengan penuh percaya diri.
"Setelah ini, jangan harap ada laki laki lain yang dekat dengan kamu." Jawab Robby dengan menindih kembali tubuh Lessya, Robby mulai menyesap p4yudara Lessya, satu tangan nya liar meraba bagian paling sensitif di bawah sana, memainkannya dengan lihai dan Lessya hanya bisa memaki diri nya sendiri, Lessya mengigit bibir nya sendiri, dia tidak ingin mengeluarkan des@han liar dari mulut nya, ini akan sangat memalukan bagi diri nya, Robby ini adalah mahasiswa nya, tapi sentuhan ini, sentuhan ini begitu membuat tubuh nya ingin segera mendapatkan sesuatu yang lebih dari ini.
Lessya mulai menggerakan tubuh nya ke kiri dan ke kanan, menolak rangsangan Robby yang begitu nikmat untuk nya.
"Udah basah, Sya!" Ucap Robby berat, Robby mengusap bulu bulu halus di bawah sana, satu jari nya mengusap sedikit cairan yang keluar dari tubuh Lessya, dan Lessya hanya bisa menggelengkan kepala nya.
"Bersiap lah mendees@h seperti tadi malam, and call my name Robby, Sya!." Ucap Robby dengan mulai menyelesak memasukkan Junior nya perlahan.
Lessya terus mengigit bibir nya, saat Junior Robby mulai berusaha masuk, ada rasa sakit di dalam sana.
"Ini sempit, Sya!" Ucap Robby menjelaskan pada Lessya, bagaimana tidak sempit, Lessya 5 tahun tidak melakukan hal ini, wajar saja bila sempit, apalagi Lessya selalu melakukan olah raga dan perawatan tubuh nya secara maksimal.
"Junior mu terlalu besar!" Keluh Lessya dan memukul lengan Robby, Robby tersenyum dan mencium kening Lessya dengan lembut, memberikan kenyamanan untuk Lessya saat ini