Robby merebahkan tubuh nya di tempat tidur setelah selesai membersihkan tubuhnya, pinggang nya sedikit sakit karena duduk terlalu lama sejak tadi siang.
Terdengar manja...Tapi seperti itu lah kenyataan nya, Robby yang notabene anak satu-satu nya di keluarga kaya raya ini, memang sudah terbiasa dengan semua kemudahan dan fasilitas mewah yang sengaja disiapkan oleh Mamih dan Papih nya, walau Robby jarang menggunakan fasilitas itu, Tapi tetap saja, hidup nya bisa di bilang enak, Robby tidak harus bersusah payah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Apa kabar, Sya?" Tanya nya sendiri dengan lirih
"Calon anak saya sedang apa saat ini?"
"Dan Kevin gimana, Sya? Dia tanya apa soal Daddy nya ini?" Robby terus bertanya seolah Lessya berada di depan nya saat ini, Robby hanya bisa ber monolog, lalu diambil nya handphone yang berada di dekat nya, di buka nya gallery photo nya, Robby bukan seorang kolektor yang menyimpan banyak photo dirinya atau teman-teman nya, atau wanita-wanita yang pernah dekat dengan nya, hanya ada beberapa photo yang berada di kumpulan koleksi nya, dan isi nya hanya 7 photo Lessya saat mereka bercinta beberapa hari lalu.
"Cantik kamu keterlaluan banget, Sya." Ucap nya Robby, entah itu pujian atau makian, tapi yang pasti Robby terkekeh saat mengatakan itu.
"Heeyyy...Kamu udah makan belum? ini udah malem Lessya.....Awas yah, Kalo calon anak saya sampe ga dapat jatah makan." Ucap Robby, entah kenapa saat ini Robby merasakan calon anak nya ini lapar, sungguh sugesti yang sangat berlebihan. Pikirannya tidak beres, Robby segera bangun dari tempat tidur nya, Robby mengambil rokok lalu membuka pintu balkon kamar nya, Udara dingin mulai Robby rasakan saat dia berdiri melihat malam saat ini.
Kepulan asap rokok berwarna putih mulai mengudara di sekitar Robby, di hisap nya rokok yang sedang menyala itu perlahan, lalu Robby hembuskan dengan sedikit kasar.
"Lessyaaaaa....I Love Youuuuu." Teriak Robby untuk melepasakan semua perasaan nya saat ini, Suara teriakan keras Robby menjadi perhatian satpam yang bertugas di rumah besar keluarga Robby.
Petugas satpam itu pun berlalri mencari sumber suara, lalu terlihat binggung dan terus siaga mencari sumber suara itu, Robby yang berada di lantai 2, bisa dengan jelas melihat gerak gerik satpam tersebut hanya tertawa saat melihat satpam itu mengerak-gerakan kepala nya ke kiri dan ke kanan.
"Pak...Nyari siapa?" Teriak Rbby, satpam itu mendonggak kan kepala nya lalu mencari lagi sumber suara, kemudian satpam itu tersenyum setelah melihat Robby yang berdiri di balkon kamar nya.
"Malemmm Mas Robby..." Sapa Satpam itu dengan hormat.
"Bapak nyari siapa?" Tanya Robby lagi
"Tadi ada suara yang teriak, Mas. Makanya saya langsung lari nyariin." Jawab Satpam itu dengan wajah yang terus mengongak ke atas.
"Takut maling yah Pak?'' Tanya Robby
"Iya Mas...Tapi tenang aja, Mas Robby gak perlu khawatir, Rumah kan Full CCTV, dan malem ini kita jaga 2 orang." Satpam itu mencoba menjelaskan dan memberikan keterangan tentang keamaan rumah ini.
"Ya..Yah...Udah sana cari lagi," Jawab Robby setelah merasa cukup berbasa-basi dengan orang yang bekerja di rumah nya ini. Satpam itu pun menjawab ok, lalu berjalan lagi memutar halaman rumah Robby.
Robby terus menghisap rokok nya, bahkan ini rokok nya yang kedua. dengan malas Robby mengambil laptop nya, Robby ingat akan tugas dari dosen nya tadi pagi. Lalu dia mulai mengerjakan tugas kampusnya dengan di temani rokok dan rokok.
"Gw tuh sebenernya pinter, Loh. Terbukti kan...Tugas gw selesai kurang dari 1 jam." Puji Robby untuk diri nya sendiri, Robby berhasil menyelesaikan tugas nya bahkan saat ini Robby sudah mengirimkan tugas nya itu via email pada dosen yang bersangkutan.
"Cuma gw itu malesan orang nya." Robby tertawa sendiri saat mengatakannya, Robby sadar betul dengan salah satu sifat buruk nya itu.
"Gw gak mau banyak Janji. "
"Tapi satu hal yang harus kamu tau,Sya. Semua yang saya lakuin itu buat kamu, anak-anak kita dan KITA." Ucap Robby dengan menekankan kata kita, di dalam kalimat nya.
Sementara di sebuah restoran mewah, Sudah ada Lessya dan Ivan yang duduk berhadapan, menikmati makan malam mereka. mereka duduk di salah satu bilik VVIP resotant Jepang ini.
"Mau coba ini, Sya?" Ivan menawarkan pilihan udang segar pada lessya saat satu porsi sashimi lengkap belum di cicipi oleh lessya sedikit pun
"Gak deh Van." Jawab Lessya singkat.
"Kamu mau ganti resto?" Tanya Ivan, karna Lessya terlihat tidak ber selera pada makanan yang sudah di pesan nya, padahal Ivan tau betul, menu yang di pesan oleh nya adalah menu yang selalu di request oleh Lessya, ini adalah makanan kesukaannya Lessya.
"Males makan Van. Kangen Kevin." Ucap Lessya dan Ivan tersenyum
"Kevin aman, Sya. Papa dan Mama ada bersama Kevin. Ayo makan atau mau pesan menu lain?"
"Gak...Gak. Saya gak makan deh Van. Percuma di paksa juga, Saya lagi gak mau." Jawab Lessya, Lessya menyimpan sumpit yang dari tadi hanya di mainkan oleh jari-jari lentik nya.
Melihat Lessya yang sudah mengakhiri makan malam yang belum di mulai nya, Ivan pun ikut menyimpan sumpit nya.
"Mau pulang sekarang?" Tanya Ivan sambil menatap wajah manis Lessya dengan intens
"Seperti nya ide bagus." Jawab Lessya di berikan nya senyum manis khas Lessya, Ivan ikut tersenyum lalu perutnya yang tadi terasa lapar karna melewatkan makan siang nya hilang saat ini.
"Ok...Kita pulang. Sepertinya kamu perlu istirahat, Sya." Ajak Ivan dan Lessya pun dengan semangat nya langsung berdiri.
Ivan berjalan di dekat Lessya, satu tangan Lessya mengapit lengan kokoh Ivan, membuat Ivan semakin terlihat gagah dan tampan saat berada di samping Lessya, Bahkan banyak mata pengunjung di restoran ini tak melepaskan pandangan mata mereka saat Ivan dan Lessya berjalan melintasi meja-meja mereka.
Saat hampir keluar dari Restoran, nama Lessya di panggil oleh seorang laki-laki yang berjalan menyusul nya dari dalam. Lessya dan Ivan pun menghentikan langkah mereka lalu menoleh ke arah belakang.
"Lesss....Kita perlu bicara." Ucap Laki-laki yang saat ini sudah berada di dekat Lessya dan Ivan.
"Bagaimana mengenai surat ku?" Tanya Ferdi pada Lessya
"Nanti di jawab oleh pengacara kami." Jawab Ivan dengan suara yang tegas
"Saya bicara pada Lessya. Bukan pada laki-laki yang berstatus sebagai Personal Asistennya." Jawab Ferdi dengan nada mengecilkan sosok Ivan.