" Robb...Jalan yuks!" ajak Putri, Putri adalah salah satu Mahasiswi yang selalu bertekuk lutut di hadapan Robby.
"Males Put," jawab Robby dengan gaya yang cool dan cuek
"Ayo lah Robb...Gue kangen!" ucap Putri dengan berbisik dan mencuri harum pria yang masih duduk di kursinya.
"Kangen Si Joni apa kangen ke gw nya?" tanya Robby dengan menarik tubuh wanita itu
"Dua-dua nya, Robb...Gue kangen udah lama ga peluk lu, dan kangen gesekan si Joni juga," jawab Putri tanpa malu malu, Robby tertawa dan menepuk bokong Putri dengan gemas.
"Siang ini apartment loe yah, Put..." ucap Robby dengan senyum smirk nya.
"Mandi yang wangi!" ucapnya dengan mengusap bokong wanita yang berdiri didepannya
"Jangan lupa beli sarung...Gue gak akan sempet beli," ucap Robby lagi dan Putri hanya bisa tersenyum, kelakuan Robby laki laki yang sangat dicintainya, sudah Putri hapal betul.
"Ok...Gw tunggu, jangan pake lama," jawab Putri dengan mengusap leher Robby, Robby hanya tertawa kecil, lalu Putri dengan sangat percaya diri, pergi meninggalkan kelas tanpa peduli dengan ocehan dan candaan 3 sahabat Robby
"Gila...Masih muter aja tuh cewek depan Loe!" Angga tertawa begitu kencang.
"Bukan Cuma Putri, tapi Nancy, Jenny dan hampir semua cewek di kampus ini rela melempar tubuhnya ke si Robby," puji Fadli dengan tertawa.
"Makanya...Punya barang mirip Si Joni, Geuudeee panjang dan tahan lama." jawab Robby dengan terkekeh.
"Jadi cewek puas?" tanya Sandi
"Bukan cuma puas, tapi sangat terpuaskan," jawab Robby dengan bangga nya, Robby lalu mengambil tas nya dan mengajak 3 sahabatnya untuk pergi ke kantin.
Suasana kantin yang ramai, semakin ramai karna kedatangan Robby dan 3 Sahabatnya itu.
Para Mahasiswi menyambut idola mereka, idola yang hanya bisa di dekati oleh kaum hawa yang benar-benar cantik, karna bila cantik saja, 4 pemuda ini tidak pernah bisa di dekati.
"Makan?" tanya Robby
"Nyari susu aja," canda Angga dan mereka tertawa. Mereka duduk di meja yang kursinya kosong, lalu memanggil petugas kantin untuk melayani mereka, 4 orang ini tidak pernah mau mengantri, mereka pasti rusuh apabila pesanan mereka tidak di didahulukan, dan semua orang sudah biasa dengan kelakuan 4 pemuda ini.
Sudah di prioritaskan saja mereka masih bisa-bisanya mengeluh, apalagi mereka mengantri seperti yang lain.
"Dosen tadi siapa nama nya yah, Cantik banget broooo?!" tanya Robby dengan memainkan handphonenya, suara mereka begitu besar, seolah hanya mereka saja di kantin ini.
"Dara kali!" seru Fadli
"Novi!" sahut Angga
"Amora!" Sandi kali ini berkomentar dengan ikut membayangkan bentuk tubuh dosen wanita tadi.
"SAYA LESSYA!!!!" ucap sang Dosen yang menjadi bahan pembicaraan 4 pemuda itu, dengan melempar kertas kecil ke meja yang sedang di duduki Robby dan 3 sahabatnya.
Robby menoleh ke sumber suara, begitu juga 3 sabahatnya. Senyum Robby mengembang, menambah ketampanannya, padahal dia hanya menggunakan pakaian seadanya, tapi tetap saja kharismanya terlihat lebih di banding mahasiswa yang lainnya.
"Ok..Miss Lessya, saya Robby," ucap nya dengan percaya diri, Robby pindah dari kursinya, lalu dengan seenaknya duduk di samping Dosen muda yang cantik menurut dirinya.
"Enggak mau kenalan dengan saya?" tanya Robby ketika uluran tangannya tidak tanggapi oleh Lessya.
"Tidak perlu dan tidak penting" jawab nya Lessya dengan menikmati kopi nya
"Tapi itu salah satu bentuk polite dari pergaulan bukan?" jawab Robby tidak menyerah sama sekali, dia terus menggantung tangannya di udara, menunggu sambutan tangan dari dosen di depannya.
Lessya akhirnya menerima uluran tangannya Robby, senyum manis Robby berikan untuk Lessya.
"Sudah cukup," protes Lessya, dia merasakan jabatan tangan yang cukup lama, bahkan lama...karena Robby mahasiswanya ini tidak juga melepaskan tangannya.
"Ok!" Robby terkekeh karna melihat wajah dosen nya kesal saat ini. Kesempatan ini Lessya gunakan untuk segera menyelamatkan tangannya, Lessya khawatir dengan ulah Robby lagi.
"Soal tadi di kelas saya betul betul minta maaf," ucap Robby dengan serius
"Lupakan, Tidak penting," jawabnya Lessya dengan singkat.
"Ok...thanks... Miss,"
Dan Lessya pun tidak menjawab, dia mengambil handphonenya yang berdering.
"Iya Van!"
"Ok...jemput saya di kantin, Saya keluar sekarang," ucap Lessya dan menghabiskan kopi miliknya.
"Siapa?" tanya Robby
Lessya pun tertawa dan berdiri
"Bukan urusan mu Bung!"
dan Robby pun mengkerucutkan bibirnya, entah lah...Robby tidak suka dengan jawaban wanita yang sedang berdiri di depannya.
"Ayolah Sayang, Jawab dulu...sebelum pergi dari sini, dan membuat aku menjadi bad mood," jawab Robby dengan absurd, bahkan dia tertawa dalam hati karna menganggil kata sayang pada dosen di depannya, dan kata baku...Dia bahkan tidak pernah menggunakan bahasa itu sama sekali pada semua wanita, kecuali pada Lessya.
Ucapan Robby berhasil membuat Lessya tertawa kecil. "Suami saya, Puas!" awab Lessya dan saat ini membuat Robby diam seketika. Lessya pergi tanpa mengucapkan salam perpisahannya, tidak ada kewajiban nya untuk melakukan itu saat ini. Pikirannya sudah sangat bercabang.
3 sahabatnya tertawa, membuyarkan lamunan Robby tentang kata suami yang tadi di ucapkan oleh Lessya.
"Enggak usah di pikiran Robb,"
"Lu kan mau bobo ama putri!"
Candaan 3 sahabat nya membuat Robby ikut tertawa.
"Tapi beneran cantik banget si Lessya, dan perutnya masih rata gitu...Masa udah kawin!?" Kekeh Robby, dia menyesap sisa kopi milik Lessya.
"Ini manis," ucap Robby lagi dengan tersenyum
"Jorok Lu...bekas orang," protes Sandi dengan menendang kecil sepatu milik Robby
"Tapi ini manis Sand..segini yang gue embat sisa lipstik nya, apalagi langsung dari bibirnya," jawab Robby kekeuh dan semua sahabatnya hanya bisa tersenyum dan tertawa.
Mereka sudah satu jam di kantin ini, mereka terus bergosip dan berbicara tidak penting.
"Gue balik yah...Si Putri udah nunggu," seru Robby dengan menunjukan handphonenya.
"Sama lah...Gue juga balik, Gue mau ke kantor bokap," cuit Fadli.
"Gue juga cabut," ucap Sandi
"Lah Gue gimana?" tanya Angga dengan kesal, dia bingung saat ini
"Lu ke apartement gue aja, Gue kan maen di tempat Si Putri, ntar Malem kita ke Mu***," Jawab Robby dengan berjalan mendahului 3 sahabatnya.
Di Parkiran Kampus Robby langsung memacu Motor matic nya, nikmat bercinta dengan putri sudah ada di depan mata. Robby tidak pernah berhubungan serius atau mengatakan cinta pada wanita wanita yang di tiduri selama ini, Semua mereka lakukan suka sama suka, tanpa komitment dan Robby selalu bermain aman.
Anak muda yang tidak baik, tapi memang seperti itulah dirinya saat ini.