Chereads / Janda High Quality / Chapter 17 - Bab 17

Chapter 17 - Bab 17

Ivan terus menggendong Kevin, bahkan saat di dalam mobil pun, Kevin duduk di pangkuan Ivan. Kunci mobil sudah Ivan berikan pada Lessya, Lessya yang mengendarai mobil Ivan saat ini.

"Kevin terlihat sedih." ucap Ivan pelan dan mengusap rambut Kevin, Diciumnya pucuk kepala Kevin oleh Ivan, lalu di dekapnya tubuh kecil Kevin oleh Ivan dengan erat.

"Dia masih kecil, dan gila nya dia menganggap laki-laki itu Daddy nya." jawab Lessya dengan suara pelan, Kevin yang tadi menahan isak tangis nya, saat ini sedang mulai tertidur.

"Laki-laki itu pacar nya Putri?" tanya Ivan, Ivan melirik ke arah Lessya

"Iya...Laki-laki brengsek itu pacar nya Putri." jawab Lessya dan terdengar kesal pada saat mengucapkannya.

Ivan memicingkan matanya,

"Brengsek??? Kamu seperti tidak suka pada laki-laki itu, bukan kah laki-laki itu yang menganggu mu di toilet hotel malam kemarin?" tanya Ivan dan Lessya diam, Lessya malas membahas soal Robby.

30 menit Mobil sudah sampai di rumah keluarga Lessya, Mama dan Papa Lessya sedang menunggu kedatangan mereka, mereka sedang duduk di teras rumah.

"Cucu ku baik-baik saja?" tanya Papa Anton saat melihat Ivan menggendong Kevin dengan hati-hati keluar dari mobil, Ivan membungkuk kan kepalanya, memberikan penghormatan pada boss besar nya, Ivan berjalan pelan, tidak ingin membuat Kevin terbangun.

"Baik Pah. Kevin hanya kecapean." jawab Lessya, Lessya berjalan lebih cepat, hendak membukakan pintu kamar Kevin, Papa dan Mama nya mengikuti langkah-langkah mereka

"Kevin kenapa?" tanya Mama Vivi saat Kevin sudah dibaringkan di tempat tidurnya, seorang pengasuhnya langsung sigap menemani nya, 4 orang dewasa ini masih berada di kamar Kevin.

"Kita bicara di luar." ajak Papa dengan serius setelah memastikan ada hal yang tidak baik telah terjadi pada Kevin, Papa Lessya sangat mengenal Kevin, ada kesedihan di wajah cucu kesayangan nya itu.

Papa berjalan terlebih dahulu, di ikuti oleh Mama, Lessya dan juga Ivan. Papa terlebih dahulu duduk di kursi besar nya, lalu mempersilahkan Ivan untuk duduk. Ivan duduk dengan sopan, Ivan begitu menghormati Papanya Lessya.

"Ada apa Van?" tanya Papa, Ivan diam sejenak menunggu respon dari Lessya.

"Ivan." Papa Lessya memberikan penekanan saat menyebutkan nama nya.

"Kevin baik-baik saja, Pak. Kevin hanya kecapean." jawab Ivan, dan Papa Lessya tertawa sinis. Ivan menundukkan kepalanya.

"Sudah bisa berbohong kamu. Hebat sekali." ucap Papa membuat Ivan benar-benar tidak enak hati.

"Papa apa-apaan sih?" protes Lessya , Lessya yang meminta Ivan tidak mengatakan apapun pada Papanya, dan saat ini Ivan melakukan nya untuk Lessya.

"Papa bicara pada Ivan. Bukan pada kamu, Sya." jawab Papa dengan tegas.

"Iya...Lessya tahu Pah, Tapi Papa menyudutkan Ivan." bela Lessya untuk Ivan.

"Papa mengenal Ivan dengan baik, Papa tidak paham, mengapa orang yang Papa percaya, bisa membohongi Papa." jawab Papa Anton. Ivan semakin tidak enak hati mendengar kata-kata itu, belum pernah Papa lessya bicara seperti itu pada Ivan sebelumnya.

"Kevin baik-baik saja Pak." Ivan mulai berbicara lagi

"Tapi....." ucap Papa, Papa Anton sengaja memotong kata-kata nya sendiri, berharap Ivan melanjutkan cerita nya.

"Tapi tadi Kevin belum mau pulang,." jawab Ivan, Papa tersenyum karna Ivan mulai berbicara.

"Karena?" Papa terus memancing Ivan untuk terus bercerita

"Karna...tidak karna apa-apa Pak." jawab Ivan.

"Baik lah...bila kamu tidak mau bercerita, Mah...Hubungi Anto, Pinta Anto untuk mengecek semua CCTV di mall itu." pinta Papa dengan tegas. Mama Lessya menatap wajah Ivan, memberikan kode untuk Ivan untuk segera bercerita, tidak baik efek nya untuk Ivan bila terus diam seperti ini.

"Maaf, Sya. Saya tidak bisa berbohong." ucap Ivan pada Lessya, Lessya berdecak kesal.

"Maafkan saya Pak, Saya tidak bermaksud berbohong. Karna ini masalah pribadi." jawab Ivan lalu menundukan kepalanya.

"Pah..." Lessya merajuk, meminta Papa untuk menghentikan obrolan nya. Papa Lessya semakin curiga pada Lessya dan Ivan, Sementara Mama Lessya sedang ikut memperhatikan wajah Lessya dan Ivan saat ini.

"Maaf...Sya." ucap Ivan, Ivan tidak bisa menutupi hal ini pada Papa dan Mama Lessya. Lessya membuang pandangan nya ke tempat lain, kesal pada Ivan dan juga Papa nya.

Lalu Ivan menceritakan semua hal yang terjadi, yang Ivan ketahui tanpa di kurangi atau di tambahkan sedikit pun dan Papa terlihat bersedih saat ini.

"Kevin sudah semakin besar." ucap Papa dengan suara pelan, Papa meraih tangan istri nya untuk mendapatkan dukungan pada dirinya.

"Dan kita semakin tua." ucap Mama Lessya, Jari-jari tangan mereka bertautan, seling memberikan dukungan. Ivan tidak nyaman dengan pembicaraan saat ini, begitu juga dengan Lessya.

"Saya pamit pulang pak," pamit Ivan dengan suara pelan, Ivan sudah menunggu 5 menit, tidak ada yang berbicara lagi, sepertinya Papa Anton dan Mama Vivi sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Pulang lah, Van. Besok temui saya di ruang kerja saya jam 10 pagi. Terima kasih sudah meluangkan waktu libur mu menjemput cucu saya." ucap Papa dan Lessya menarik nafas berat, Lessya baru mengetahui bila Ivan diminta menemui nya tadi di Mall, Papa begitu mengkhawatirkan dirinya dan juga Kevin.

Ivan membungkukkan kepalanya, lalu mencium punggung tangan Mama dan Papa Lessya, Lalu pergi tanpa berkata-kata pada Lessya.

1 jam berikut nya, Putri tiba di rumah Lessya, di kembalikan nya kunci mobil pada Lessya.

"Maaf Kak...Put telat, Put tadi ngobrol sama Robby dulu." Ucap Putri lalu duduk bersama Lessya di balkon kamar Lessya

"Hemhh...Kak Lessya gak pakai mobil itu, kamu gak harus kembalikan cepat-cepat mobil itu." jawab Lessya

"Kak..." panggil Putri

"Hemh...!" jawab Lessya lagi dengan singkat

"Gimana Kevin?" tanya Putri, Putri juga khawatir pada Kevin, Kevin adalah keponakannya.

"Kevin masih tidur, dan tidak perlu khawatir." jawab Lessya, Lalu mulai sibuk dengan handphone nya.

"Robby itu suka anak kecil Kak Lessya, dan tadi Robby bilang, Dia menyukai Kevin." jawab Putri memberitahukan sedikit obrolan nya tadi dengan Robby

"Tapi Kak Lessya gak suka mereka dekat," jawab Lessya dengan suara yang tegas

"Kenapa?" tanya Putri dengan cepat, ada keanehan pada sikap kakak sepupunya itu

"Karna DIA bukan laki baik-baik." Jawab Lessya dan Putri membulatkan matanya

"Apa maksud Kak Lessya?" tanya Putri, Putri tidak suka Robby di cap tidak baik, apalagi Robby ini adalah laki-laki yang di cintai oleh Putri, terlepas dari sikap Robby ke Putri yang tidak pernah mengatakan Cinta dan berniat serius menjalani hubungannya dengan Putri, tapi selama Robby bersama Putri, Robby tidak pernah kasar atau pun menunjukan sikap tidak baik nya