Lessya tiba di kantor nya, pegawai nya menyapa boss besar yang usaha nya bergerak di pertelevisian, usaha milik Papa nya Lessya dan sekarang sudah hampir di warisi semua kepadanya.
"Ivan mana?" tanya Lessya Lessya, Saat Lessya berjalan menuju ruangan nya, Rita sekretaris nya langsung berjalan di belakang nya.
"Ivan belum datang, Sya...Dia ijin terlambat hari ini." jawab Rita, Lessya menyimpan tas nya di meja, lalu duduk di kursi kerja nya.
"Kok ga ijin ke gw?" tanya Lessya, Lessya langsung menyalakan layar monitor laptop nya,
"Coba cek hape loe, dan Ivan itu ijin karna ada janji dengan bokap loe." jawab Rita lalu menyimpan file-file untuk di periksa Lessya hari ini.
Lessya tersenyum lalu berkata "Gw lupa, kemaren bokap yang minta Ivan datang jam 10 hari ini."
"Nah itu tahu." Jawab Rita dengan tertawa kecil.
Lessya hanya tersenyum lalu mulai memeriksa file-file nya sekilas. Rita membuat kopi untuk nya dan juga Lessya, Sahabat nya ini memang selalu manja, hanya kopi buatan Rita yang mau di minum nya di pagi hari.
Jam 10 pagi, Ivan sudah terlebih dahulu menunggu Papa Lessya di ruang kerja nya, Papa Lessya masih membujuk Kevin yang terus merajuk ingin bertemu dengan Daddy nya.
"Maaf Van, Saya terlambat." Ucap Papa Lessya ketika membuka pintu, Ivan langsung berdiri dan membungkukkan kepala nya, Papa Lessya menepuk bahu Ivan, lalu duduk di kursi kerja nya.
"Santai saja Van...Ini bukan mengenai pekerjaan." Ucap Papa Lessya, Ivan hany tersenyum lalu siap mendengarkan ucapan selanjutnya dari Papa nya Lessya.
"Van..." Papa Lessya memanggil nya, Papa lessya sedang mencari kata-kata yang tepat untuk saat ini.
"Saya, Pak." Jawab Ivan dengan penuh hormat.
"Hemmh" Papa Lessya menarik nafas nya berat, lalu merebahkan punggung nya pada sadaran kursi nya.
"Ada apa Pak?" Tanya Ivan, Ivan cukup khawatir melihat sikap Papa Lessya saat ini.
Papa Lessya kembali membetulkan posisi duduk nya,
"Saya sedang memikirkan nasib Kevin, Van." Ucap Papa Lessya dengan serius, Ivan berkata dalam hati, apa yang perlu di pikirkan oleh Papa nya Lessya tentang Kevin, Mereka keluarga kaya raya, tidak akan mereka hidup susah.
"Saya boleh meminta tolong?" Ucap Papa Lessya ragu-ragu.
"Apa yang harus saya lakukan Pak, Bapak tidak perlu meminta tolong, saya akan melakukan semua tugas dari Bapak." Jawab Ivan dengan cepat, Ivan tidak akan mengecewakan Papa Lessya, Papa Lessya sudah banyak membantu nya selama ini.
"Bisa kah kamu menjadi Daddy nya Kevin?"
"Dan menikah dengan Lessya anak saya." Pinta Papa Lessya dengan suara memohon, Ivan terkejut mendengar permintaan dari Papa Lessya, ini seperti hal yang luar prediksi nya sama sekali.
"Van....Saya mohon, Kevin butuh sosok seorang Daddy, Dan hanya kamu laki-laki baik yang saya kenal saat ini." Pinta Papa Lessya.
"Kamu pasti keberatan yah Van, menikah dengan Lessya, Janda dengan satu anak, yang tidak jelas menikah dan menjadi janda nya." Ucap Papa Lessya lagi, saat mendapati Ivan yang terus diam dengan pikiran nya.
"Saya hanya seorang Ivan Pak, Saya ini hanya staff nya Bapak, Saya bekerja saja di perusahaan milik Bapak,"
"Bagaimana mungkin saya bisa menjadi suami dari putri Bapak." Jawab Ivan dengan jujur, karna seperti ini lah kenyataan nya.
"Saya tidak bahas soal pekerjaan kamu, lagi pula kamu itu orang kepercayaan saya." Jawab Papa Lessya dengan cepat,
"Tapi Pak." Ivan berkata lagi, Ivan tidak enak hati dengan status nya yang jauh berbeda dengan keluarga Papa Lessya, walaupun bila harus jujur, Ivan sudah menyukai Lessya saat pertama kali di pertemukan di kantor nya oleh Papa Lessya, bahkan saat kasus kehamilan Lessya 6 tahun lalu terjadi, Ivan siap untuk menikahi nya, tapi apalah daya, Ivan hanya seorang Staff di kantor Papa nya Lessya.
"Tapi apa, Van?"
"Tapi saya hanya seorang Ivan, saya tidak layak." Jawab Ivan lagi. Papa Lessya tersenyum lalu bangun dari duduk nya, Papa Lessya menepuk bahu Ivan yang saat ini terlihat sedang binggung.
"Saya mohon Van. Apabila kamu setuju, saya akan bicara dengan Lessya."
Ivan ragu-ragu saat akan mengatakan apa pun sekarang ini.
"Saya percaya kamu bisa menjadi seperti harapan saya, bisa menjadi Daddy yang baik untuk cucu saya Kevin." Ucap Papa Lessya.
"Baik lah, Pak. Bila Lessya setuju, saya juga setuju." Jawab Ivan, Senyuman bahagia terpancar dari wajah Papa Lessya.
"Terima kasih, dan mulai saat ini panggil saya Papa." Pinta Papa Lessya dan Ivan menganggukan kepala nya.
"Saya yang harus mengucapkan terima kasih. Terima kasih sudah selalu baik kepada saya." Jawab Ivan. Lagi-lagi Papa Lessya menepuk bahu Ivan.