Saka menunggu istrinya beberapa saat sebelum dia pergi lagi, dia harus memastikan Citra tidak apa-apa lebih dulu. Tak berapa lama, Citra pun tersadar dari pingsannya. Wanita itu memegang kepalanya yang berat dan beralih ke rasa perih di sudut bibir.
Citra belum menyadari jika dalam kamar ada Saka. Netranya menatap atap kamar lalu menangis, hanya itu yang bisa dia lakukan. Mungkin orang di luaran sana pasti mencaci maki dirinya karena terlalu lemah menghadapi suami zolim seperti Saka.
"Sayang, kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Citra mengusap lembut perutnya. "Sabar ya, Nak. Kita harus bertahan, Mama akan kuat karena ada kamu yang selalu menemani Mama. Hanya kamu yang Mama miliki sekarang, kamu baik-baik di dalam ya, Nak." Citra tersenyum lembut penuh kasih.
Suara Saka mengalihkan perhatian wanita itu. Sontak Citra seolah lupa jika dirinya tengah hamil, dia langsung terlonjak kaget dan turun dari ranjang cepat menjauhi Saka.