Waktu terus berputar dan obrolan mereka sudah berganti topik dan kini membiarkan Elda merenungi kesalahannya dan Elda hanya mendengarkan semua obrolan tanpa ada niatan untuk masuk kedalam obrolan teman-temannya. Hampir saja Elda meneteskan air matanya karena semua pesan yang Elda kirimkan kepada Dani selalu mendapat balasan yang cepat meski itu hanya pesan basa-basi. Laki-laki itu tetap menempatkan Elda seperti biasanya.
Elda memang sangat sadar jika dirinya bersalah akan tetapi Elda semacam tidak mempunyai rem untuk menghentikan tindakannya yang mengarah pada kesalahan. Kesalahan yang membuat perasaan Dani kembali terluka, hanya terus berulang sadar kemudian meminta maaf dan besoknya lagi mengulang juga Dani yang terus saja memaafkan.
"Uhfff." Elda menghembuskan napas sangat panjang.
"Tapi beneran, laki-laki itu kakaknya mbak Naura?" tanya Halen yang tertinggal berita tadi siang.
Jihan menganggukkan kepalanya dengan mantap.
"Namanya Fadilkan?"