"Kau melukai tanganmu sendiri waktu itu," ucap Dara mengingat kejadian demi kejadian yang terjadi di depan kafe Sinbi kala itu. "Kau tidak bisa merasakan sakit."
"Benar." Nata memberikan anggukan. Dia menatap Dara, mengharap gadis itu akan memahami apa saja keanehan yang sudah Nata tunjukkan sejak awal. Semua hal yang sekidtnaya bisa membuat Data yakin kalau dia memang bukan manusia biasa.
"Kau tidak bisa merasakan rasa sakit," Dara mengulang kalimat itu lagi. Kali ini dengan nada yang jauh lebih datar dan rendah. Suaranya seperti berasal dari dasar sumur, menggema dengan kekosongan yang terasa. "Itu karena kau bukan manusia? Yang benar saja."
Nata membela diri, "Itu memang benar."
Semua yang terjadi memang benar kenyataan. Nata tidak bermaksud berbohong dan tidak satu pun dari tersebut yang merupakan kebohongan.