Setelah dicek dokter mengenai keadaan terbarunya, kini Rere sedang menemani Jessi untuk mengambil obat. Ramai sekali, membuat antrian memanjang.
Daritadi perhatian Rere tak teralihkan dari Jessi yang selalu bengong dan melamun.
"Kenapa sih harus ada penyakit kayak gini? Aku kan masih muda," decak Jessi kesal sendiri. Daritadi dirinya diam karena terus memikirkan apa yang dokter katakan.
"Ya namanya juga sakit. Kan dokter udah pernah bilang kalo lo itu genetik. Keturunan," sahut Rere mencoba menjawab dengan tenang.
"Ya gen dari siapa? Papah sama bundaku perasaan ga ada yang punya penyakit jantung deh. Mental juga, ganggu banget."
"Kalo soal depresi, kamu sadar kan karena apa? Makanya turutin apa yang dokter bilang. Kalo lo gak sanggup jujur sendiri, gue bisa bantu."
"Oh jelas kalo itu. Kamu wajib bantuin aku. Tapi, kapan? Rasanya aku belum nemu waktu yang tepat buat jujur sama yang lain," ujar Jessi sendu.