NIAR: Izinkan Aku
Entah apa yang berada dalam pikiran dokter Asta. Hingga dia bisa jatuh cinta pada wanita yang sedang hamil seperti ku. Bukankah ini adalah satu hal tabu dan harus tak seperti itu? Tapi dokter Asta!
Astaga! Ada laki-laki macam dia ya? Aku tahu dia mungkin bermaksud baik. Tapi kebaikannya dimatanya bak seperti penghinaan.
Apa mungkin aku yang sebenarnya terlalu bodoh ya?
Hem!
Setelah perdebatan kami tempo hari. Seperti yang ia katakan ia akan terus maju. Dan ya, ia memang terus maju.
Bahkan banyak kali ia meminta maaf padaku. Dengan terus memberiku sesuatu seperti biasanya. Diikuti dengan ucapan maafnya.
"Ini air kelapa lagi. Maaf ya yang kemarin"
Hemp!
Atau terkadang.
"Kali ini ibuku membuat kolak pisang. Ini, makanlah. Jangan di tolak, sebagai tanda maaf dari ku"
Astaga!