VIAN: Merawat Risa
Setelah perdebatan singkat ku dengan Risa semalam. Ingin aku mengatakan pada ayahnya. Namun niat ku itu harus ku urungkan setelah pagi-pagi sekali ku lihat tuan Dani telah siap untuk berangkat ke kantor kedutaan.
Sungguh tidak biasa tuan Dani berangkat begitu pagi. Maka batallah niat ku untuk memberitahu tuan baik hati itu. Dan membiarkannya tak tahu apa yang telah terjadi pada putrinya.
"Sudah biasa sebenarnya, Mas. Nona Risa seperti itu dan ayahnya tidak tahu" Jawab bik Sana setelah aku mengatakan bahwa semalam Risa pergi.
"Tapi kan ayahnya harus tahu, Bik" Ucapku.
"Iya... Tapi menurut saya, kita tidak perlu ikut campurlah, Mas" Saran bik Sana padaku.
Iya sih. Bukan keluarga ku juga sebenarnya. Tapi kenapa aku tetap ingin peduli pada ayah dan anak ini ya.
Hemp!
"Sebentar lagi nona Risa juga pasti pulang, Mas. Biasanya akan di antar temannya. Setelah itu, temannya akan langsung pergi" Tambah bik Sana.