VIAN: I Know What You Feel
Aku memutuskan untuk lekas memindahkan tuan Dani ke ruang kamar inap. Sembari menunggu Risa maksud ku. Kasihan juga tuan Dani jika terlalu lama di IGD. Sementara untuk administrasi, lagi-lagi aku memberanikan diri membuka dompet milik tuan Dani lalu melunasi sebagian tagihannya. Aku tahu itu tidak benar dan sangat lancang. Namun apa boleh buat, pihak rumah sakit sudah meminta dan aku tidak bisa menunggu hingga Risa datang.
Dan di sini aku dan bik Sana saat ini. Menemani tuan baik hati kami ini. Sembari harap-harap cemas menunggu Risa.
Tengah bik Sana memperhatikan tuan Dani yang belum juga tersadar. Sementara aku menunggu dan duduk diam di sebuah sofa. Sembari sesekali ku lihat tuan Dani. Kemudian berganti melihat bik Sana yang nampak sangat khawatir.
"Nona Risa belum datang ya, Mas?" Tanya bik Sana.
"Belum, Bik. Emp... Apa saya telpon lagi ya"