Chereads / Alterniamon / Chapter 2 - Berkat Bidadari

Chapter 2 - Berkat Bidadari

Sejak melahirkan Ophelia, kesehatan Arthemis semakin menurun. Semakin lama, energinya semakin lemah dan membuat rambut Arthemis lambat laun menjadi berwarna putih pucat yang tadinya berwarna emas berkilauan seperti rambut milik Ophelia. Arthemis pun di rawat di suatu tempat yang bernama pohon Antarium yang tumbuh dari anak akar pohon kehidupan Yggdrasil.

Disana ia selalu didampingi oleh Vienna, sang peri kelahiran, dan peri hutan yang tak lain adalah orang tua Regina untuk membantu perawatan Arthemis. Sesekali Raja Oberon mengunjunginya jika urusan negara sudah selesai.

Ophelia dan Regina langsung mengganti pakaian berburu mereka dengan gaun menggunakan sihir. Lalu mensucikan diri mereka dengan berkat dari peri kelahiran yang berjaga di depan pohon Antarium, baru setelah itu mereka diperbolehkan masuk ke dalam jiwa pohon Antarium untuk menemui Arthemis.

"Ibu?" panggil Ophelia dengan suara lembut. Arthemis tersenyum melihat putri kesayangannya sudah datang. Terlihat Arthemis masih terbaring lemah di tempat tidur.

"Kemakmuran untuk Zephyra," sapa Regina sambil membungkuk sedikit.

"Kau sudah datang anakku? Kemarilah….," pinta Arthemis dengan sedikit menjulurkan tangannya. Ophelia mendekat lalu meraih tangan ibunya yang paling disayanginya itu.

"Bagaimana keadaanmu Ibu?" tanya Ophelia dengan suara lembut.

Arthemis tersenyum, "Bagaimanapun keadaan ibu, kau harus tetap kuat dan ceria, oke?"

"Aku akan selalu kuat seperti Ibu, aku kan anak Ibu. Aku sangat ingin Ibu segera sembuh dan berburu lagi denganku seperti dahulu." Ophelia menempelkan telapak tangan Arthemis ke pipinya dan memejamkan mata untuk merasakan hangatnya, namun yang terasa justru tangan Arthemis terasa dingin seperti es.

"Persiapan makan malam sudah selesai, Ratu," ujar kepala pelayan peri.

Menggunakan kekuatan sihir, Arthemis bangkit dari tempat tidurnya dan merubah gaun serta tatanan rambutnya. Dengan segala kekuatan sihirnya yang tinggal sedikit, Arthemis berusaha tampil anggun dan glamour layaknya seorang Ratu. Arthemis juga mengeluarkan sebuah tongkat pusaka yang berbentuk menyerupai busur panah yang elegan, berwarna emas dan tertulis "Ophelia dari Zephyra" dengan aksara peri di sisi ujung tongkat.

"Ophelia, terimalah," ucap Arthemis.

Ophelia berlutut sambil menengadahkan kedua tangannya di depan Arthemis, lalu tongkat itu diberikannya kepada Ophelia dan diterima Ophelia dengan baik.

"Simpan itu baik-baik anakku, karena bersama tongkat itu ada berkat bidadari yang langsung terhubung denganmu," ujar Arthemis.

Dalam hati Ophelia merasakan suatu firasat buruk, karena ayahnya, Raja Oberon, pernah berkata jika berkat seorang biadadari akan dia dapatkan ketika berumur 16 tahun bersamaan dengan pemberkatan peri langit. Sementara Ratu sudah memberinya berkat ini sekarang padahal usianya baru 15 tahun. 'Sepertinya aku tahu, mengapa Ibu memberikanku ini sekarang,' gumamnya dalam hati. Ophelia menggigit bibir bawah bagian dalam, dan juga wajahnya membuat guratan kesedihan. Rasanya Ophelia ingin menangis, namun ditahannya sekuat tenaga.

"Terima kasih Ibu, aku akan jaga dan simpan baik-baik tongkat pusaka ini." Ophelia bangkit, lalu setengah memeluk dan menempelkan tongkat itu di keningnya. Seketika tubuhnya bersinar terang bersamaan dengan munculnya sebuah permata merah di keningnya yang lambat laun merasuk ke dalam kulitnya sampai akhirnya cahaya itu redup.

**

Di tempat lain, Raja Oberon menyaksikan kejadian itu dengan linangan airmata. Ia merasa tidak sanggup untuk menyaksikannya dihadapan mereka secara langsung dan memilih mengawasi Ophelia dan Arthemis melalui cawan air. Oberon tahu, mungkin Arthemis tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Arthemis harus kembali ke surga dan tidak bisa kembali lagi ke alterniamon. Semua itu merupakan konsekuensi jika Arthemis melahirkan keturunan di bumi, alterniamon. Sementara Ophelia tidak mengetahui tentang hal ini sedikitpun.

"Yang mulia raja, anda dipanggil oleh tetua peri," ucap Lamian membuyarkan lamunan Oberon. Lamian merupakan peri perang yang selalu menjadi penjaga sekaligus penasihat bagi raja Oberon.

"Tetua peri?" gumam Oberon sambil mengerutkan dahi. Ia berfikir ada sesuatu yang tidak beres hingga tetua ingin menemuinya.

Oberon langsung mengambil tongkat sihirnya. Segera setelah itu, Oberon dan Lamian menuju tempat dimana tetua peri berada. Mereka masuk ke dalam sebuah lembah yang disinari oleh jamur-jamur bercahaya pendar putih dan biru, serta kerlipan kunang-kunang hijau dan kuning. Disana juga terdapat mata air suci berkilauan yang aliran airnya mampu menghidupi seluruh tumbuhan di zephyra.

"Kemakmuran untuk Zephyra," sapa Oberon dan Lamian secara bersamaan.

Terlihat tetua peri yang bernama Slyp sedang memandangi sebuah cawan yang berbentuk seperti mangkuk besar. Dengan ornamen akar pohon adas yang mengelilinginya seperti lilitan ular.

"Lihatlah ini Oberon!" perintah Slyp. Oberon pun mendekatinya dan melihat kedalam dasar cawan, Oberon terkejut sampai membelalakkan matanya, pupilnya bergetar. Oberon melihat kebakaran hutan, para peri dibunuh, seperti gambaran kehancuran Zephyra, hutan para peri hidup.

"Bagaimana bisa?!" Oberon menggenggam erat pinggiran cawan, wajahnya memerah karena geram diiringi nafasnya yang memburu tajam. Ia tak menyangka akan ada ramalan mengerikan seperti ini.

"Kau tau tentang suku Satir?" tanya Slyp.

"Suku Satir? Mereka benar-benar ada? Dan apa hubungannya dengan ramalan tadi?" pandangan Oberon teralihkan ke mata Slyp.

"Menurut legenda, mereka hanya sebuah bayangan hitam yang selalu menggoda bangsa manusia untuk berbuat kejahatan. Pada kenyataannya, mereka benar-benar ada. Satir adalah manusia setengah binatang yang tampilan fisiknya menyerupai bangsa vampir." Slyp menjelaskan sambil menatap tembok yang tergambar sebuah artefak peri.

"Kira-kira, kapan ramalan itu akan terjadi?" tanya Oberon penasaran.

"Tidak lama lagi, bersiaplah Oberon!" jawab Slyp.

"LAMIAN! kumpulkan semua petinggi peri!" perintah Oberon dengan lantang.

"Baik, Yang Mulia Oberon!" jawab Lamian tegas lalu segera pergi menuju puncak bukit dan menyebarkan perintah Raja.

Slyp mendekati Oberon dan menaruh tangannya di pundak Oberon, "Satu hal yang kau harus tau, mungkin perang di daratan alterniamon akan terjadi dan tidak mungkin bisa terhindarkan, sementara Ophelia akan memikul tanggung jawab besar dan kesakitan yang panjang untuk melindungi kerajaan Zephyra jika engkau gagal mencegah mereka masuk."

Oberon tercekat hingga seluruh urat lehernya menegang ketika mendengarnya, sorot matanya tajam, ia bertekad tidak akan ada yang mampu menembus pertahanan Zephyra. Ia akan melindungi Ophelia dan kerajaan zephyra, "Aku akan melindungi Zephyra meski nyawa adalah taruhanku." Slyp yang mendengarnya tersenyum lalu melepas tangannya dari pundak Oberon.

Setelahnya, Oberon mengibaskan baju kebesarannya, ia berlalu pergi menuju tempat para petinggi berkumpul.

Disana sudah terlihat para petinggi peri sudah duduk di bangkunya masing-masing, melihat Oberon yang datang, mereka semua berdiri dan memberikan salam penghormatan. "Kemakmuran untuk Zephyra," ucap mereka serentak.

Raja Oberon pun menjelaskan tentang ramalan yang akan terjadi. Semua yang hadir di sana terkesiap, teror di wajah mereka tergambar jelas.

"Tidak ada waktu lagi, kita harus cepat melakukan ritual pemberkatan untuk tuan putri Ophelia," ujar petinggi peri hutan. Semua mata tertuju padanya dan kembali melihat ke arah raja Oberon.

Oberon berfikir keras, saat ini Ophelia belum genap 16 tahun. Sementara kondisi Arthemis yang sudah semakin lemah karena baru saja memberikan berkat biadadari kepada Ophelia.

"Tapi akan ada masalah, jika tuan putri Ophelia diberikan berkat peri langit sebelum usianya 16 tahun, maka kekuatan sihirnya akan tidak sempurna, kita juga tidak akan tau apakah akan ada efek lain yang akan timbul," ujar Lamian. Semua yang mendengarnya tertunduk lemas.

Sebenarnya, jika kekuatan peri dikumpulkan maka akan jadi tameng yang kuat dan mungkin saja mereka bisa memperkuat tabir perlindungan yang tidak mudah tertembus dengan sihir yang disatukan. Namun jika ramalan itu benar, mereka akan tetap membutuhkan kekuatan peri langit milik Ophelia untuk melindungi pohon kehidupan Yggdrasil.

"Tidak ada jalan lain, di malam sameton pesta panen nanti kita harus melakukan ritualnya!" ucap Oberon tegas dengan tatapan tajam ke depan.