Chereads / Diandra Bagaskara / Chapter 16 - Teman baru

Chapter 16 - Teman baru

"Lo sekelas sama gue, baguslah itu artinya Lo bisa bantuin gue terus" Tegas Rayan, lalu menarik tangan Diandra tanpa menghiraukan ketiga temannya yang sedari tadi sibuk memperhatikan seraya memuji muji Diandra.

Rayan segera membawa Diandra keruangan Wali kelas mereka yaitu Pak Bram.

"Ini ruangan wali kelas kita, Lo masuk aja. Gue tunggu" Ucap Rayan, Diandra hanya mengangguk lalu segera berjalan memasuki ruangan yang dimaksud oleh Rayan.

"Selamat Pagi pak" Ucap Diandra sangat begitu hati hati.

"Iya, Pagi. Kamu Diandra anak baru dikelas saya?" Tanya Bram yang bisa menebak karena baru saja dihubungi oleh kepala sekolah.

"Iya pak benar" Ucap Diandra seraya memasang wajah dengan senyum manisnya.

"Baiklah, 5 menit lagi Kita akan masuk. Kamu bisa menunggu saya diluar nanti kita kekelas bersama sama" ucap Pak Bram lalu mempersilakan Diandra untuk keluar, Diandra hanya mengangguk masih setia dengan senyum manisnya.

Saat membuka pintu ruangan Pak Bram, diandra tersenyum manis melihat kearah Rayan yang masih setia menunggunya disana.

"Ternyata kamu baik dan perduli sama aku" Batin Diandra. Rayan sama sekali tidak menunjukkan senyumnya pada Diandra.

5 menit berlalu bel SMA Garuda berbunyi menandakan pelajaran sebentar lagi akan dimulai. Rayan memilih untuk segera meninggalkan Diandra.

"Gue masuk Luan, Lo nanti bareng sama pak Bram" Ucap Rayan kemudian mendapat anggukan dari Diandra.

Tak lama seseorang yang sedari tadi ditunggu tunggu Diandra kini keluar dari ruangan itu.

"Mari" Ucap Pak Bram sambil memasang senyum manisnya, Diandra ikut senyum lalu berjalan mengikuti langkah kaki guru barunya tersebut. Tidak perlu menunggu waktu lama kini mereka telah tiba di kelas yang dimaksud.

"Selamat Pagi anak anak" Ucap Bram menyapa para muridnya yang kini melihat Diandra dengan pandangan begitu takjub.

"Wah cantik banget"

"Gila, bening banget ya"

"Neng, sini duduk sama abg"

"Sayang bole kenalan ga?"

Seketika kelas 12 IPS 2 itu dibuat berisik hanya karena kehadiran Diandra.

"Hei sudah sudah, kalian ini seperti tidak pernah melihat wanita cantik saja" Ucap Bram sambil menggelengkan kepalanya.

"Diandra kamu kenalkan dirimu kepada teman temanmu" Sambung Bram sambil melirik Diandra.

"Selamat pagi teman teman. Aku Diandra Bagaskara, pindahan dari SMA High School, kalian bisa panggil aku dian" Ucap diandra seraya memberikan senyum manisnya. sontak semua makhluk penghuni kelas tak berhenti memuja Muja kecantikannya

"Wah, anak sekolah yang terkenal itu"

"Pantes cantik"

"Gila, dia kok mau pindah ke sekolah kita ya"

"Sudah sudah, Diandra kamu pergi duduk di sebelah Abel ya" Ucap pak Bram berusaha menghentikan omongan omongan muridnya, Diandra mengangguk lalu segera berjalan menuju tempat yang di tunjuk oleh pak Bram.

"Hai Diandra, aku Abelia kamu bisa panggil aku Abel" Ucap Abel seraya menyodorkan tangannya, kemudian diangguki oleh Diandra, Diandra yang yang melihat hal tersebut langsung menjulurkan tangannya pula.

"Hai Abel, aku Dian"

4 jam berlalu, bel SMA Garuda berbunyi menandakan bahwa pelajaran kini telah selesai dan berganti dengan jam istirahat. Abelia yang kelelahan akibat tugas meringkas yang begitu banyak diberikan guru mereka.

"Dian, kamu engga kekantin?" Tanya Abel begitu ramah pada Diandra, Diandra hanya mengingat omongan bibinya bahwa mereka harus hidup lebih hemat lagi, diliriknya kearah Rayan yang duduk berada di belakang tempat dirinya dan Abel. Rayan hanya tidur tanpa bangkit menuju kantin.

"Engga deh bel, kamu aja" Ucap Diandra sambil memalingkan wajahnya dari sang sepupunya itu.

"Dian, kamu kenapa liatin Rayan terus? Kamu suka ya sama dia?" Tanya Abelia

"Heh ngawur kamu, dia itu sepupu ku" Terang Diandra, hal itu berhasil membuat mata Abel membulat sempurna.

"Benarkah?" Tanya Abelia meyakinkan apa yang ia dengar barusan.

"Tentu saja, kamu kira aku berbohong?"

"Eh tidak tidak, lalu rumah mu dekat dengannya?" Tanya Abelia yang semakin kepo, justru saja hal itu membuat dirinya bersemangat menjalani pertemanan dengan Diandra. Selain dirinya sama sekali tidak memiliki teman, ia juga sangat menyukai Rayan.

"Tidak, kita satu rumah" Ucap Diandra sejujurnya.

"Benarkah? Selama ini aku tidak perna melihat mu berada di dekat rumahnya"

"Kamu sering main kerumah Rayan?" Tanya Diandra.

"Tidak tidak, hanya saja rumah ku tepat berada di komplek rumah Rayan. Dan aku sering sesekali melintas Diarea rumahnya" Ucap Abel berbohong, padahal dirinya dengan begitu sengaja melintasi rumah Rayan. Memastikan bahwa pria itu sedang apa dan tidak memilik kekasih yang ia bawa kerumahnya.

"Tentu saja kamu tidak perna melihatku, aku baru beberapa hari berada dirumah Rayan. Akukan tadi sudah katakan bahwa aku murid pindahan" Terang Diandra sambil Tere kearah Abel.

"Oh iya astaga, jadi kamu sekarang akan pergi dan pulang dengan Rayan?" Tanya Abelia meyakinkan setiap pertanyaan yang kini berputar putar dikepalanya.

"Iya tentu saja, mengapa?"

"Tidak, kalau kamu tidak pulang dengannya bisa pulang denganku. Lagi pula Rayan itu pemain basket dan sesekali ia pasti akan sangat begitu sibuk. Ia tim basket di sekolah ini" Terang Abel sambil menatap wajah damai Rayan yang tengah berada di alam mimpi tersebut.

"Sepertinya kau tau sekali tentang Rayan" Ledek Diandra sambl menaik turunkan alisnya. Abel yang melihat wajah Diandra langsung gelagapan, ini belum saatnya Diandra mengetahui hal itu bisa bisa ia memberitahu pada Rayan, Dan Rayan akan mengerjainya habis habisan seperti yang dilakukannya pada semua anak anak SMA Garuda yang mengatakan cinta padanya.

"Ih gak gak, aku sama diakan udah dari SD satu sekolah" Ucap Abelia.

"Oh jadi kalian dekat?" Tanya Diandra

"Gak terlalu sih, cuma ya aku jadi tau aja dia suka apa dan ikutin apa aja disekolah"

"Oh begitu, yauda kamu mau gak nemenin aku ke perpustakaan sekolah?" Tanya Diandra berharap bahwa teman barunya itu mau menemaninya.

"Tentu saja, aku juga sangat suka dengan perpustakaan. Ternyata kamu juga, wah tidak salah pilih untuk berteman dengan mu" Ucap Abel sangat begitu antusias. Selama ini dirinya akan pergi ke perpustakaan seorang diri. Kini tidak lagi

"Yauda Ayuk pergi" Ajak Diandra yang kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas, lalu Abelia berusaha mensejajarkan Langkan kaki mereka.

"Dian, kita ke kantin dulu boleh gak? Aku ingin beli minum dan beberapa roti. Aku tidak akan fokus belajar jika tidak mengganjal perutku" Ucap Abelia

"Tentu saja Abel"

Sepanjang perjalanan tidak semua mata memuji kecantikan Diandra, namun tidak dengan Abel. Wanita bergaya cupu itu dan kacamata bulat telingkar dimatanya semua orang melihatnya dengan tatapan aneh dan tidak suka.

"Woi" Teriak seseorang memanggil mereka berdua. Sontak Abelia dan Diandra menoleh kearah sumber suara. Diandra sama sekali tidak mengenali sosok tersebut, sementara Abelia sangat mengenalinya bahkan kini wajahnya tengah gelagapan menahan rasa takut.