"Iya Radit memang hebat Angga, sangat hebat. Dia bisa melewati semuanya dengan tabah. Aku tidak yakin jika aku menjadi Radit aku akan bisa seperti dia melewati semuanya dengan ikhlas." ucap Jessy dengan sorot mata berkaca-kaca. Ia jadi sedih ketika mengingat masa lalu Radit yang menyedihkan itu. Untung saja keluarganya mau membantu Radit untuk sekolah, kalau tidak mungkin Radit sudah putus sekolah sejak SMA, atau tidak berada di sekolah yang sama dengan Jessy. Tidak menjadi lulusan Garuda High School dan Garuda University.
"Iya Jessy, aku juga sangat salut dengan sikap Radit seperti yang kamu ceritakan itu. Radit sangat baik orangnya, dia sangat peduli padamu juga padaku. Radit memang seperti Dewa Penolong yang datang disaat waktu yang tepat." sahut Angga membenarkan ucapan Jessy. Ia sangat setuju dengan pendapat Jessy yang mengatakan Radit sangat baik dan tegar orangnya. Karena itulah juga yang ia lihat selama ini setelah mengenal sosok Radit selama beberapa tahun terakhir.
"Iya Angga. Aku juga kadang tidak mengerti dengan sikap Radit yang merasa sangat bersalah padahal sebenarnya ia tidak bersalah sama sekali." ucap Jessy menggeleng-gelengkan kepalanya kecil. Ia jadi teringat kejadian tadi di Rumah Sakit. Ia tak habis pikir dengan sikap Radit tadi pagi. Kenapa Radit merasa sebersalah itu atas kecelakaan tenggelamnya dirinya ini? Padahal ia tahu jika ini semua bukan salah Radit.
"Maksudmu Jessy? Memangnya kenapa dengan Radit? Apa yang dia lakukan?" tanya Angga mengerutkan sebelah alisnya sambil berpikir apa maksud Jessy menagatakan itu. Apakah Radit melakukan sesuatu yang ia tak tahu? Ah! Tentu saja… Kan ia tidak terus ada di dekat Radit. Tentu saja ada yang terlewati yang ia tak tahu.
"Tadi pagi di Rumah Sakit dia meminta maaf padaku atas tenggelamnya aku kemarin. Ia merasa bahwa ini adalah salahnya karena tidak mengantarku kemarin ke pantai. Ia pikir aku membencinya, padahal sama sekali tak terpikirkan olehku untuk menyalahkannya apalagi membencinya. Aku tak mungkin bisa membenci Radit, marah pun aku tak bisa. Radit itu terlalu baik. Bahkan aku tak pernah menemukan orang sebaik dan sepeduli Radit kepadaku yang selalu bersikap dingin dengan semua orang." ucap Jessy dengan nada sedihnya. Ia merasa sedih karena teringat raut wajah Radit sesedih tadi pagi. Ia tak tega melihat Radit yang merasa bersalah seperti itu sampai menyalahkan dirinya sendiri, padahal Jessy tenggelam kan karena kecerobohan Jessy sendiri, sama sekali bukan karena Radit yang tidak mengantarnya.
"Iya dia juga sempat bercerita di kost sebelum berangkat ke Rumah Sakit, Radit mengatakan bahwa ia merasa sangat bersalah atas tenggelamnya kamu. Ia juga berpikir bahwa kamu tidak akan mau bertemu dengannya lagi dan kamu tidak mau melihat wajahnya lagi. Ia bersikeras mengatakan bahwa kamu akan membencinya, padahal aku sudah katakan itu tidak akan mungkin. Aku yakin kamu tidak akan pernah membenci Radit." sahut Angga menceritakan sedikit tentang Radit sebelum Radit berangkat ke Rumah Sakit. Kan saat itu Radit sempat bercerita banyak tentang bagaimana kemungkinan Jessy bisa tenggelam.
"Iya memang tidak akan pernah. Aku memang tak sekalipun terpikirkan untuk menyalahkan tenggelamnya aku ini karena Radit. Ini sama sekali bukan salah Radit, ini murni kesalahanku. Ini murni kecerobohanku. Harusnya aku bisa lebih berhati-hati kemarin saat di pantai, namun sayangnya aku tak melakukan itu." ucap Jessy dengan nada menyesal. Jessy menyesali kebodohannya yang selalu bersikap ceroboh dalam hal apapun. Untung saja di dunia kerja, ia bisa mengurangi kecerobohannya itu, jika tidak, sudah dipastikan akan fatal akibatnya terhadap perusahaan yang Jessy pimpin.
"Memangnya kenapa kamu bisa tenggelam Jessy? Dan memakai setelan pakaian lengkap juga tas? Apakah kamu ingin mandi atau sedang berusaha bunuh diri? Maaf jika aku baru bertanya sekarang, aku tak enak bertanya waktu kamu baru sadar tadi pagi di Rumah Sakit." tanya Angga sambil tertawa, namun kenyataannya ia merasa sangat penasaran. Apa sih yang membuat Jessy tenggelam sebenarnya? Pasti ada sesuatu yang membuat Jessy tenggelam, tak mungkin Jessy tenggelam karena tak bisa berenang kan?
"Pikiranku kacau akhir-akhir ini." sahut Jessy dengan nada pelan sambil membenarkan rambutnya yang mulai beterbangan karena tertiup angin sore.
"Kacau kenapa Jessy?" tanya Angga semakin ingin tahu saja masalah Jessy. Ia sudah terlanjur tahu banyak tentang Jessy dan Radit, jadi sekarang ia ingin tahu semuanya.
"Keluargaku mengajakku ke luar kota karena ada acara keluarga, namun aku tidak mau ikut. Aku tidak ingin keluar kota, aku ingin di rumah saja. Namun di rumah aku kesepian, pikiranku semakin kacau, jadi aku memutuskan untuk datang ke pantai." ucap Jessy mulai bercerita dari awal kepada Angga kenapa ia bisa datang ke pantai.
"Tapi kenapa kamu memilih datang ke pantai? Kenapa tidak ke tempat lain, ke mall misalnya untuk pergi shopping, kan mall jauh lebih aman." sahut Angga sambil berpikir. Kenapa Jessy memilih ke pantai? Bukan kah biasanya perempuan sukanya datang ke mall untuk shopping? Tapi memang sih kalau ke pantai itu pikiran menjadi jauh lebih tenang. Seperti yang ia rasakan sebelumnya.
"Tidak… aku lebih suka datang ke pantai, karena di pantai itu tenang. Aku hanya mendengar deburan ombak yang menabrak karang. Aku suka pantai, sangat suka. Dan kemarin aku ke pantai ada tujuan lain." ucap Jessy dengan tatapan menerawang, ia teringat masa lalunya, kesalahan yang pernah ia lakukan dulu pada temannya. Kesalahan fatal yang sampai sekarang tak akan pernah bisa ia perbaiki, karena… karena… tidak ia tak bisa melanjutkan pikirannya ini, terlalu menyakitkan jika diingat. Jessy sampai sekarang merasa bersalah dan merasa menjadi orang yang paling jahat di dunia karena belum bisa menebus kesalahannya sampai temannya meninggal.
"Tujuan lain apa Jessy?" tanya Angga menangkap sorot mata kesedihan yang mendalam dari dalam mata Jessy itu. Kenapa? Ada apa dengan Jessy? Apakah Jessy sedang teringat dengan sesuatu yang menyedihkan di masa lalunya sehingga ia terlihat seperti ingin menangis?
"Aku ke pantai kemarin ingin mencari kulit kerang." sahut Jessy dengan wajah tertunduk sedih, hatinya mendadak sakit, ia ingin menangis, namun tak bisa, dadanya terasa sangat sesak. Oksigen di sekelilingnya seperti tak ada, ia tak dapat menghirupnya. Apakah ia akan mati sekarang karena kesalahannya dulu yang belum sempat ia tebus hingga temannya meninggal? Apakah sampai sekarang temannya di alam lain masih membencinya karena kesalahannya itu? Apakah ia masih di hantui oleh temannya itu? Atau ini hanya rasa bersalahnya saja yang terasa sangat besar pada Relia?
"Kulit kerang? Untuk apa Jessy?" tanya Angga membeo dengan alis yang hampir menyatu karena bingung dengan pernyataan Jessy. Untuk apa mencari kulit kerang? Jessy kan bukan anak kecil lagi yang suka bermain kulit kerang seperti anak kecil pada umumnya yang terkadang suka mengoleksi kulit kerang. Tapi tolong catat, tidak semua anak kecil suka mengoleksi kulit kerang, mungkin hanya segelintir anak kecil yang suka mengoleksinya.