Nindia, Fadil dan Farel bejalan beriringan menuju rumah mereka. Sampai di depan pintu, Nindia pun mengetuk pintu.
Tok tok tok
Tak berapa lama ada yang membukakan pintu. Ceklek. Bu Ani berdiri di depan pintu.
"Assalammu'alaikum, bu," ucap Nindia ramah.
"Wa'alaikumsalam, mbak Diah. Tuan Fadil," sahut bu Ani tak kalah ramah lalu gegas menutup pintu saat kedua tuan rumahnya sudah masuk.
Nindia terlebih dahulu masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya dan juga putranya Farel.
"Mas ikut sarapan di sini sama kita, kan?" tanya Nindia sembari melirik suaminya sekilas.
Fadil menganggukkan kepalanya, "Hhmm, tentu saja, sayang."
Setelah selasai mengganti pakaian, mereka pun pergi ke ruang makan. Di meja makan sudah ada Cinta dan juga nek Wati.
"Ayah, bunda," seru Cinta dengan senyum semringah.
"Halo, sayang. Maaf ya sudah menunggu," ucap Fadil sembari mengusap lembut pucuk kepala putri sambungnya itu.
