Tiba di kamar Fadil, Nindia di buat kagum. Kamar Fadil sangat besar, mungkin lebih besar dari rumah nek Wati. Interiornya juga sangat mewah.
Tempat tidur berukuran king size berada di tengah-tengah kamar. Televisi berukuran besar. Sofa mahal berwarna biru laut. Sungguh melebihi kamar hotel. Bagaimana kamar mandinya. Dia merasa tidak pantas untuk tinggal di sini.
"Mas. . ." panggil Nindia saat mereka sudah di kamar Fadil.
"Hmm, kenapa sayang? Mau ke kamar mandi? Tuh di sana!" tunjuk Fadil ke pojok kamar.
"Bukan itu,mas."
"Kenapa sayang, hmm?" Fadil mendekati istrinya lalu merangkulnya.
"Apa tidak sebaiknya aku tinggal di rumah nenek saja?"
"Apa? Kamu tinggal di sana dan mas tinggal di sini, maksud kamu?" Fadil kaget hingga melepaskan rangkulannya.
"Hmm, bu-buka begitu, mas. Aku tidak pantas tinggal di sini!" ucap Nindia terbata-bata sambil menundukkan kepalanya tidak berani menatap suaminya.