Nindia dan Fadil sudah di dalam mobil. Fadil mengemudikan mobil dengan perlahan. Nindia hanya diam saja. Dia masih terngiang ucapan mami Fadil tadi. Bagaimana jika Cinta benar-benar tidak boleh tinggal bersamanya mereka. Mana mungkin mereka tinggal terpisah. Dia tidak bisa hidup terpisah dari putri semata wayangnya itu. Sementara jika Cinta terpaksa tinggal bersamanya, itu juga bukanlah hal yang baik. Bagaimana jika mami mertuanya itu juga memperlakukan Cinta dengan buruk seperti yang di lakukan padanya. Nindia sungguh dilema.
"Kamu kenapa diam saja, sayang? Ngelamunin apa, sih?" tanya Fadil.
"Hmm," Nindia hanya menoleh ke arah Fadil tanpa menjawab pertanyaan suaminya itu.
"Kamu mikirin ucapan mami tadi, ya?"
tanya Fadil lagi.
"Hmm, mas. Sebaiknya Cinta memang tidak usah tinggal bersama kita," ucap Nindia. Walau berat mengatakan hal itu karena bertentangan dengan hatinya.
"Loh, kenapa? Kamu mau tinggal terpisah dari putrimu sendiri, hmm?" tanya Fadil heran.