"Elnara, jika seluruh dunia tidak menginginkanmu, akulah orang yang paling menginginkanmu," jawab Evander. Tak peduli semua orang tidak menginginkan Elnara dan tak menganggapnya ada, tapi Evander akan selalu jadi orang yang ingin bersamanya.
Air mata Elnara mengering. Seolah ucapan Evander sudah membuatnya lega. Dia tak sendirian. Ada pujaan hatinya yang bahkan meninggalkan semuanya demi bersamanya. Elnara tak perlu meragukannya lagi.
"Selain aku, ada Alif, Annisa, Yusuf, Delisa, Fiona, dan ...," ucap Evander malas menyebutkan nama pesaingnya Brian. Repot kalau Elnara memperhatikan keberadaannya. Biarkan saja dia hanya jadi pemanis dalam kisah cintanya dengan Elnara. Jangan sampai jadi peran utamanya.
"Haruskan aku menyebutkan nama Brian? Dia itukan rivalku, penting gitu dia masuk daftar yang harus ku sebutkan?" batin Evander. Pikir-pikir lagi mau menyebutkan Brian. Lebih baik dihempaskan ke kutub utara biar tak tampak atau terlihat olehnya dan Elnara.
