Aron duduk di kursi kerjanya. Dia masih sibuk mengerjakan pekerjaannya. Di atas meja penuh berkas dan beberapa laporan di laptop yang masih menyala. Dia masih harus bekerja di usia tuanya karena belum memiliki penerus. Fiona yang digadang-gadang meneruskan usahanya memiliki keterbatasan fisik. Aron tak yakin Fiona mampu memimpin perusahaannya. Sedangkan Elnara di mata Aron tak pernah ada. Dia hanya memiliki satu putri yaitu Fiona. Aron harus menunggu sampai Fiona menikah dan suaminya akan memimpin perusahaan. Tapi Fiona belum juga ingin menikah.
Aron menghentikan sejenak pekerjaannya. Sebagian karyawan sudah pulang. Tapi Aron masih setia dengan pekerjaannya yang selalu menemaninya.
Aron menyandarkan tubuhnya ke kursi. Bernafas dengan leluasa. Mengambil udara sesuai yang dibutuhkan. Mengistirahatkan tubuhnya dari rasa lelah dan sesak di dada. Menengadahkan kepalanya ke atas langit-langit atap ruangan itu.