Aurel tidak bisa tidur. Dia masih berbaring di ranjang yang sebenarnya sudah tidak layak pakai. Melisa sengaja memberikan Aurel kamar spesial.
Bukan kamar seperti kamar-kamar pada umumnya, melainkan kamar yang dibuat mendadak oleh Marni atas perintah Melisa.
Kamar tersebut berada di gudang yang pengap, dibuat kotor dan banyak barang-barang bekas yang berdebu. Beruntung Aurel masih memiliki sisa waktu setelah menyelesaikan pekerjaan rumah untuk membersihkan kamar barunya itu, meskipun semua barang bekas tidak bisa dia singkirkan.
Hanya ditemani lampu kecil yang sinarnya remang-remang. Namun, Aurel tidak bersedih hati. Dia tetap tenang dan sabar menjalaninya.
Aurel kini terus memikirkan suami yang besok pagi akan melangsungkan pernikahan. Sakit memang sakit. Tapi Aurel yang kini hidup sebatang kara tidak lagi bisa melakukan apapun selain pasrah dan menerima semua keadaan.