Melisa murka mendengar jawaban yang keluar dari bibir Aurel. Saking emosinya Melisa langsung menyeret kaki sebelah kanan Aurel tanpa belas kasih.
Tentu saja Aurel berteriak. Merasakan tubuhnya yang tidak karuan saja sudah menjadi cobaan untuknya, malah ditambah dengan perlakuan kasar dari mertua yang kini sudah mau menganggapnya.
Setelah menyeret hingga tubuh Aurel terjatuh dari ranjang, Melisa langsung pergi.
"Alhamdulillah, Mama sudah pergi," lirih Aurel sembari menahan rasa sakitnya.
Meskipun kepalanya sangat sakit akibat benturan yang terjadi saat Melisa menyeret, Aurel tetap bisa bersabar dan tersenyum.
Sejauh ini, Aurel masih bisa bersabar. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau suatu saat Aurel pun bisa juga habis kesabarannya.
Karena sabarnya seseorang pasti ada batasnya. Baru saja Aurel bernafas lega, Melisa yang tadi sudah pergi kini kembali masuk ke kamar Aurel. Tidak main-main, di tangannya kini sudah memegang gayung berisikan air.