Laki-laki itu makin kebingungan. Dia merasa dilema, antara ingin mengajak atau tidak jadi dinas ke luar kota sekalian dan meminta tolong teman sejawatnya untuk menggantikan posisinya kali ini dan menggantinya suatu hari nanti.
"Aduh, gimana ini? Masak iya ngajak Natasha ke Bogor? Mana nginepnya di Puncak, lagi! Kayaknya bakalan gak sanggup nahan pengen memeluk tubuhnya kalau di sana," gumam batin Daren.
Daren masih termenung sembari memikirkan cara untuk beberapa saat lamanya. Ia lantas menyempitkan jarak, mendekat ke arah Natasha yang cemberut.
"Ya udah, saya gak jadi pergi, Natasha. Lebih baik waktu saya menghubungi teman untuk menggantikannya, baru lain waktu saya yang mengambil jatah dinas dia, nantinya," putus Daren sembari merangkul dan mengelus lembut lengan Natasha dengan sebelah tangannya.
Daren yang tadinya telah berusaha tega untuk meninggalkan Natasha di rumah, kini pupus sudah. Dengan menatap bola mata wanita berambut sebahu itu, batinnya merasa kasihan.