Malam kian merangkak naik. Natasha membaringkan badan di sisi ranjang yang berukuran lebih besar karena di dalam penginapan tersebut ada dua ranjang yang berdampingan. Sedangkan Daren lebih mengalah, memilih ranjang dengan bed berukuran lebih kecil, cukup untuk sendirian saja.
Natasha yang tadi telah diserang rasa kantuk, kini malah matanya begitu terang dan rasa kantuknya berangsur menghilang. Dia menggigit bibir bagian bawahnya kemudian memutar badan menghadap ke ranjang Daren. Sayang laki-laki itu tampak bagian punggung karena wajahnya menghadap dinding.
Natasha resah karena merasa ada yang beda. Biasanya setiap malam, tubuhnya hampir saja tidak berjarak dengan Daren meskipun tidak melakukan hal yang tidak diinginkan.
Sementara, Daren yang tidak merasa Natasha memerhatikan, juga merasa ada sesuatu yang hilang. Biasanya dia tidur seranjang dengan Natasha, kali ini tidak. Meskipun dalam kamar yang sama, tetapi hatinya tetap saja gundah.
