Bab 89
Tidak tahu saat ini harus berbicara apa, karena Bryan juga bukan siapa-siapa, mereka hanya sebatas teman saja. Tidak mungkin seorang anak pengusaha kaya raya memuji kecantikan seorang wanita kampungan seperti dirinya.
Tiba-tiba wajahnya berubah masam. Wajahnya yang tadi ceria berubah tidak bersemangat lagi ikut acara liburan ke villa nanti.
"Kenapa Kok diem-dieman kayak gini sih? Gimana menurut pendapat kamu Brian? Udah cantik kan malam ini? Ayo jawab. Kalau nggak jawab aku nggak mau kamu panggil aku Kakak. Hehehe," Nirmala menggodanya.
"Iya nih Kak, adik kakak ini membuat bad mood aja udah berubah kaya peri seperti ini, dia tidak merespon apapun, bikin sebel," kata Hilda dengan mulut dipanjangkan satu centimeter ke depan.
"Kalian ngomong apa sih? Oh mau diperhatiin ya? Ya ya, bentar," kata Bryan berdiri dari duduknya dan mendekati Hilda. Melihat dengan seksama wajah Hilda saat ini