Bab 155
Hari itu seperti biasanya Bryan ke kantor, sampai di sana pukul 7.30 pagi. Sesampainya di kantor, setelah Brian menginjakkan kakinya di pintu gerbang perusahaan yang dipimpinnya sebagai wakil Sony Dwi Kuncoro Papanya, di Jakarta. Para karyawati berdiri memberi hormat pada Brian yang dikawal dua orang manajer dan sekretarisnya. Manager Galvin dan Sekretaris Luna (yang setelah ini risign).
Setelah berdiri dan memberi hormat, mereka semua kembali lagi duduk. Dan segera mengerjakan pekerjaan masing-masing. Banyak dari mereka yang menaruh hati pada Boss muda Bryan. Menurut mereka, Bryan sangat karismatik, tampan rupawan, berwibawa, tajir, penampilan selalu rapi, baik, dan beberapa kata manis lainnya. Siapa nggak tergoda dengan Bryan yang hampir sempurna.
"Kenapa sih tiap kali aku lihat Pak Bryan, hatiku jadi deg deg serr gini?" tanya salah satu karyawati perusahaan yang sementara di pimpin olehnya.