HAPPY READING AND HAPPY WRITING
Istana utama kerajaan Lurie, ruang audiensi.
"Sebelumnya saya meminta maaf karena sudah mengabaikan beberapa masalah belakangan ini pada anda sekalian.."
"Tidak yang mulia, kami yang seharusnya meminta maaf-"
Oars mengangkat tangannya mengehentikan grand duke Dinant yang hendak berbicara.
"Saya mengundang anda sekalian kemari bukan tanpa alasan."
"Saya yakin anda sekalian memiliki keluhan atas beberapa masalah yang terjadi,"
"Benar yang mulia!"
Raja Kylo memotong ucapan yang belum terselaikan oleh Oars.
"Terutama kerajaan Selatan yang mengalami dampak yang paling parah dari masalah ini," Jeda beberapa detik, raja Kylo menatap Oars.
"Silahkan lanjutkan raja Kylo."
"Kami bisa saja mengalami krisis bahan pangan bila masalah ini tak segera di selesaikan, yang mana itu berdampak pada hasil pekerjaan kami yang mulia."
"Sudah tiga bulan pasokan bahan pangan tidak dikirim... Setelah pihak kami mengecek kembali ternyata para pedagang kerajaan Lurie sudah tiga bulan tidak ada yang mulia"
"Tiga bulan?"
Tatapan matanya menatap ke arah grand duke Dinant yang berdiri dengan wajah yang sangat cemas.
"Betul yang mulia, saya juga sudah mengirimkan surat perihal ini dan sudah di tanggapi dengan baik oleh grand duke Dinant,"
"namun masih belum ada hasil yang pasti."
"Tapi untungnya krisis ini dapat dicegah dengan memaksimalkan sumber daya yang ada di kerajaan selatan, namun kami tidak tau kapan sumber daya itu akan habis yang mulia."
Para pejabat bangsawan yang menghadiri pertemuan saling berbisik satu sama lain. Mengesampingkan hal itu, Oars beralih bertanya pada raja kerajaan timur dan barat.
"Bagaimana dengan kerajaan barat dan timur?"
"Masalah yang dialami oleh kerajaan barat kurang lebih sama dengan yang dialami kerajaan selatan. Hanya saja, dampak yang kami alami tidak sebesar yang disebutkan oleh yang mulia raja Kylo."
"Ini berdampak pada keseimbangan pasar dan pajak yang harus kami tetapkan pada rakyat yang mengakibatkan tidak maksimalnya hasil panen yang kami kirimkan yang mulia."
"Bagaimana dengan yang mulia raja Heleth?"
"Seperti yang sudah dikatakan yang mulia raja Elora yang mulia.."
"Pihak kerajaan timur bahkan sudah menyebarkan ksatria kami untuk mengecek jalur perdagangan terlebih di desa perbatasan untuk mengetahui kondisinya, tapi tidak ada yang aneh, bahkan terlihat aman."
"Yang mulia, bukankah aneh jika kereta kuda yang kami kirim sampai di kerajaan Lurie dengan lengkap dan aman, sedangkan kereta kuda yang mulia tidak ada satupun yang sampai di kerajaan kami?"
Raja Kylo kembali menyela perkataan raja Heleth.
"Terlebih itu sudah terjadi tiga bulan"
Raja Kylo menatap Oars dengan tatapan dingin yang sulit diartikan. Semua yang hadir di ruang audiensi tentu saja bisa mengetahui apa maksud dari tatapan yang mulia raja Kylo.
"Yang mulia raja sekalian, jika ini adalah pekerjaan para bandit, seharusnya kereta kuda yang kami kirim juga pasti akan ikut dijarah. Tetapi ini hanya kereta kuda yang mulia kaisar saja yang dijarah,"
ucap raja Kylo sembari menatap pejabat bangsawan yang lain.
Para raja dan beberapa bangsawan yang hadir di ruang audiensi berbisik satu sama lain, kemana arah pembicaraan yang giring oleh raja Kylo.
"Baik, saya mengerti apa yang anda khawatirkan raja Kylo."
Oars yang kembali berbicara membuat semua yang hadir kembali diam.
"Yang mulia raja Kylo tidak perlu terlalu khawatir mengenai masalah ini, saya akan segera menindak lanjutinya sampai ke akar masalah."
"Terima kasih sudah memenuhi undangan yang saya kirim yang mulia raja sekalian, silahkan beristirahat di istana barat dengan nyaman hingga perjalanan anda kembali besok."
Oars bangkit dari singgasananya dan berjalan untuk keluar dari ruang audiensi diikuti oleh ksatria Hugo di belakangnya.
"Kau sudah kembali? bagaimana dengan pangeran?"
Ia duduk dengan nyaman di dalam kantornya setelah menghela nafas.
"Yang mulia pangeran membawa seorang gadis kecil yang sudah mencuri burung elangnya yang mulia,"
"sekarang beliau ingin bertemu dengan anda."
Punggungnya bersandar pada kursi ruang kerjanya. Sesuatu seakan mencekik lehernya.
"Katakan padanya jangan menemuiku dulu sebelum aku yang memanggilnya."
"Panggil duke Barnold dan marquis Ardolf!"
perintah Oars.
"Baik yang mulia"
Suara pintu yang diketuk dari luar mengalihkan atensinya.
"Masuk"
"Anda memanggil saya yang mulia?"
"Siapa saja pengawal yang pergi bersama kereta kuda barang?"
tanya Oars tanpa basa basi.
"Pengawal dipilih langsung oleh grand duke yang mulia,"
jawab duke.
"Mulai sekarang, aku ingin kau melaporkannya padaku."
"Kirim tambahan penjaga untuk mengikuti dari belakang tanpa ketahuan."
"Jangan diketahui oleh grand duke Dinant!"
"Baik yang mulia."
Duke Barnold segera keluar dari ruang kerja Oars setelah mendengar perintahnya. Tak lama setelah duke Barnold keluar dari ruangannya, seseorang mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangannya.
"Marquis Ardolf, aku ingin kau mengatur barang yang akan dikirim ke 3 kerajaan menjadi 2 bagian, satu bagian terakhir jangan dibocorkan."
Sebelum marquis bertanya, Oars tanpa basa basi memberikan titahnya.
"Baik yang mulia, apa ada lagi yang anda butuhkan?"
"Segelas kopi dan Ksatria Hugo,"
"Terima kasih."
Marquis Ardolf segera keluar dari ruang kerja Oars. Pria itu menyandarkan punggungnya pada kursi ruang kerjanya. Beberapa masalah datang sekaligus membuat kepalanya serasa akan pecah detik ini juga.
Siapa yang berani beraninya mengkhianati dirinya disaat seperti ini dan sekarang.
"Ksatria Hugo,"
ucap Oars setelah melihat kedatangan Ksatria Hugo. Ia mengalihkan atensinya pada pengawal kepercayaannya, sekaligus penghubungnya dengan para ksatria bayangan yang dipercayainya.
"Anda memanggil saya yang mulia?"
"Aku ingin Ksatria bayangan kelompok 2 bergerak dalam masalah ini."
"Sisir desa perbatasan dan hutan di barat dan timur."
"Tapi itu-"
"Aku tidak peduli berapa lama waktu yang dihabiskan, segera cari siapa pencurinya!"
titah Oars terdengar mutlak tak ingin dibantah.
"Bagaimana dengan perlindungan pangeran?"
"Aku sudah memerintahkan Ksatria Anette untuk mengawasinya dari jauh"
"Baik yang mulia"
"Aku percaya padamu ksatria Hugo,"
"jangan sampai mengecewakan."
Setelah ksatria Hugo keluar dari ruang kerjanya, Marquis Ardolf masuk ke dalam membawa segelas kopi ditangannya.
"Panggil pangeran kemari."
"Baik yang mulia"
Beberapa menit setelah marquis Ardolf keluar, suara pintu ruang kerjanya dibuka tanpa ketukan terlebih dahulu.
"Apa nilai etiketmu buruk sehingga untuk masuk ke dalam ruanganku saja harus kuberitahu?"
"Maaf ayah.."
"Itu tidak akan terulang kembali."
"Seharusnya tidak ada kesalahan yang seperti ini,"
"Kau itu putra mahkota yang akan meneruskanku, jangan hanya bisa bermain dengan arogan pangeran!"
"Tapi juga gunakanlah otakmu."
"Apa ayah memiliki banyak waktu untuk mengajariku?"
"Rocco!"
"Pertahankan tatapan itu.."
Oars mengambil gelas yang berisi kopi yang masih mengepul di udara itu dan menyesapnya dalam.
"Aku dengar kau membawa gadis kecil yang kau tuduh sebagai pencuri?"
"Benar.."
"Apa benar dia yang mencurinya? bukankah burungmu itu kabur karena bosan terlalu lama kau kurung di sangkar emasnya?"
"Burung tak akan mengatakan jika dirinya bosan, haruskah aku menyalahkan diriku?"
"Lepaskan dia."
"Tapi-"
"Aku tidak akan mengulangi perintahku untuk yang kedua kalinya pangeran."
"Pelajaran selesai, kau boleh keluar."
"Baik yang mulia."
----------
Langkah kaki sang pangeran membawanya ke arah istana selatan untuk menuju ke arah ruang bawah tanah. Tepatnya penjara bawah tanah.
Istana bagian selatan adalah istana yang terletak di bagian belakang istana utama. Di istana bagian selatan hanya ada tempat pelatihan prajurit dan pasukan militer kerajaan, selain itu juga di istana selatan ada penjara bawah tanah yang dibagi menjadi beberapa lantai.
Penjara di lantai tingkat satu adalah penjara untuk tahanan dengan kejahatan yang rendah, untuk penjara di lantai tingkat dua adalah penjara untuk tahanan dengan kejahatan yang sedang, dan untuk penjara di lantai tingkat tiga atau tingkat terbawah adalah tahanan yang akan menerima hukuman mati.
"Yang mulia pangeran."
Ujar prajurit.
"Hei pangeran.. cepat bebaskan aku, aku tidak bersalah tau!"
Begitu mendengar penjaga penjara mengatakan kedatangan pangeran, Psyce langsung bangkit berdiri dan menatap ke arah pintu masuk penjara yang terdapat sedikit cahaya.
"Maafkan saya yang mulia, gadis itu sejak tadi terus berbicara tanpa berhenti"
"Bebaskan dia,"
"Ini perintah yang mulia kaisar."
"Baik yang mulia"
Segera dua penjaga itu menghampiri penjara Psyce dan membuka kuncinya.
"Raja kerajaan ini lebih baik daripada putranya yang arogan."
"Tutup mulutmu atau kau akan kembali masuk ke dalam sana dengan tuduhan tidak sopan pada pangeran."
"Baik pangeran, saya memohon maaf atas ketidak sopanan saya,"
"Saya hanya mengatakan yang sebenarnya,"
"Kalau saya tidak mencuri winter." Tekan Psyce.
Sebelum pangeran memotong ucapannya, Psyce lebih dulu menyelanya.
"Winter?"
"Seekor burung juga butuh kebebasan yang mulia."
-
-
-
tbc