Chereads / Terjebak Cinta Karena Harta / Chapter 26 - Tragedi Penculikan

Chapter 26 - Tragedi Penculikan

Melupakan sejenak permasalahanku, kali ini aku akan mengajak kalian berkeliling dengan dunia Felix yang tidak ada hentinya membuat getir semua orang.

Misterius! Ya, seorang Felix hilang begitu saja. Padahal, ia seorang lelaki yang tidak pernah kalah dalam masalah berkelahi. Apa yang membuat Felix akhirnya menghilang? Apakah ini disengaja? Atau dia benar-benar di culik?

Entahlah

Sudah lima belas menit Kinan menunggu Sarah. Karena Sarah pun tak kunjung datang, Kinan memutuskan untuk pergi sendiri mencari Felix. Namun di saat akan beranjak, Sarah berlari ke arahnya. Dengan wajah gelisah dan tak karuan, Sarah bertanya pada Kinan, "Apa yang sebenarnya terjadi, Kinan?"

Kinan mengajak Sarah untuk berjalan di sepanjang pinggir jalan raya seraya menghirup udara segar. Kinan pun bertanya pada Sarah,

"Sarah, sebenarnya aku tidak mau campuri urusan kamu dan Felix. Tapi, aku ingin tahu sesuatu dari kamu. Apa yang kamu tahu tentang Felix dan Martha?"

DEG~~~

Sarah terkejut, matanya seketika melirik ke arah Kinan yang sedang berbicara. Ia bingung harus bicara apa pada Kinan. "Memangnya, kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Sarah mencoba mengulur waktu.

"Kemarin malam, satu hari sebelum Felix menghilang, aku sempat mendengarnya berbicara dengan seseorang di telepon. Tampaknya, Felix sangat kesal dengan seseorang yang ada di telepon itu. Dan Felix sempat bicara bahwa ia tidak mau meninggalkan Jakarta. Jujur Sarah, aku penasaran dengan perkataan Felix itu."

"Felix pasti sedang bicara dengan seseorang yang berada di Bangkok. Aku tahu ini semua ada hubungannya dengan Joseph sang Ayah.'

Tidak mungkin bagi Sarah menceritakan semuanya pada Kinan. Dan sekarang, Sarah bingung, apa yang harus ia katakan pada Kinan.

"Aku tidak tahu, Kinan. Tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada Felix dan istrinya. Yang ku tahu dan yang ku harap adalah, Felix mencintaiku dan akan secepatnya menceraikan istrinya."

"Sarah ... Apa kamu pernah berpikir, bahwa apa yang kamu lakukan ini adalah sebuah kesalahan besar? Dan, apa kamu yakin, jika suatu saat nanti Felix akan menepati janjinya?"

"Maaf Kinan, aku tahu kamu adik dari Felix. Tapi untuk masalah ini, aku tidak mau berbagi cerita pada siapapun. Termasuk kamu, keluarga Arian."

Percakapan yang terbilang sengit itu, harus berakhir karena Kinan mendapat telepon dari Martha yang tiba-tiba ada sedikit masalah dengan kehamilannya. Kinan pun langsung bergegas pulang. Ia tidak jadi mencari Felix.

Saat setelah Kinan pulang, Sarah mencoba menelepon kembali Felix. Namun masih nihil. Lalu, Sarah mengirimi Arian pesan teks yang berbunyi,

(Tolong kasih tahu saya di mana Arian berada. Karena saya tahu tentang siapa itu Joseph.)

~~~

Di sepanjang hari setelah hampir tiga hari menghilangnya Felix, suasana rumah semakin tidak kondusif. Mendengar hal itu, orang tua . Martha yaitu Pak Hendro dan Bu Renata datang menyambangi kediaman sang putri tercinta, Martha.

Pertemuan yang terjadi antara Martha dan kedua orang tuanya bukanlah pertemuan yang biasa. Karena kali ini, ada Kinan di rumah Martha dan Felix. Membuat orang tua Martha bertanya-tanya saat melihatnya.

KREK~~~

Pintu depan terbuka. Terlihat seorang lelaki paru baya yang menodongkan kepalanya seraya memanggil nama, "Martha ... Nak!" Martha yang sedang berada di kamar bersama Kinan, seketika terperanjat dan langsung ke luar untuk melihat siapa yang datang. Kinan pun mengikuti Martha yang berjalan cepat ke luar.

"Ayah ...!" sapa Martha. Sedang Kinan mengumpat di balik tubuh Martha. Ia pun mempersilahkan Ayahnya masuk. Lalu, ketika sang ayah mengajak Renata istrinya, barulah Kinan dan Renata saling menatap satu sama lain. Ikatan batin antar ibu dan anak memang tidak akan salah.

DEG~~~

Sorot mata Renata sang ibu begitu tajam kala melihat seorang perempuan lain berada di dalam rumah putri tercintanya, Martha. Kinan pun merasa dekat dengan Renata. Padahal, yang Kinan tahu, Ibu dari Renata itu adalah orang asing baginya.

Martha pun menitah ibu dan ayahnya duduk. Lalu, semua mata tertuju pada Kinan yang tidak hentinya mengikuti Martha. "Ah ... Ini Kinan. Kinan Prameswari, adiknya Felix." Setidaknya ayah dan ibu Martha bisa bernafas lega. Mereka pun mulai menanyakan bagaimana Felix bisa hilang.

"Aku tidak tahu, Bu. Felix hanya pamit untuk pergi bekerja. Setelah itu, dia tidak ada kabar dan menghilang sampai saat ini," rengek . Martha saat menjawab pertanyaan dari Ibu nya.

Walaupun, sang ibu menanyakan tentang Felix pada Martha, tetapi matanya selalu menyorot ke arah Kinan. Hal yang membuat Kinan tidak nyaman dengan tingkah ibu dari Martha itu. Kinan pun lebih memilih pergi ke kamarnya. "Maaf ... Pak, Bu. Saya permisi dulu.

"Martha, kenapa kamu membiarkan anak itu tinggal bersamamu? Apa kamu tidak curiga jika Felix. Bagaimana jika Felix membohongi kamu?"

Kinan mendengar semua perkataan ibu Martha tentang dirinya. Ia pun hanya menelan pahitnya di katakan seperti itu oleh orang asing. Tidak ada pembelaan dari Kinan. Hanya saja, ia sedikit kesal dan sedih mendengar pernyataan itu.

Martha pun sedikit tentang karena kedatangan orang tuanya. Selama ada Bu Renata dan Pak Hendro, Kinan hanya berdiam diri di dalam kamarnya. Tidak berani ke luar karena merasa canggung setelah sang Ibu dari Martha terus memandanginya penuh tanya. Tiga jam berlalu, orang tua Martha pun berpamitan pada putri semata wayangnya.

Sepanjang perjalanan pulangnya, Renata selalu membayangkan wajah Kinan yang sekilas sangat mirip dengan dirinya. Meski logika menyangkal, tapi hatinya tetap tidak bisa berbohong bahwa Kinan seperti tidak asing bagi Renata.

~~~

Felix mulai membuka mata saat sudah berada dalam mobil bersama empat orang lelaki yang menculiknya. "Siapa kalian?" Felix berontak dan menggerakkan badannya yang tidak bisa berkutik karena kedua tangan yang di ikat erat. "Diam! Ikuti saja apa mau kami!" sahut salah satu lelaki yang berkepala plontos yang duduk di samping Felix.

Dengan sangat terpaksa, akhirnya mereka membekam mulut Felix dan menyita ponsel milik Felix. Tibalah mereka di salah satu rumah kosong yang berada di Jl. Juanda III. Rumah yang sangat kotor dan sangat tidak terurus. Felix di ikat di atas kursi kayu yang berada di dalam sebuah kamar.

Felix ditinggalkan sendirian dan menunggu seseorang datang. Siapa dia? Felix pun bertanya-tanya ketika satu laki-laki berkata, "Diam! Sebentar lagi, bos kami akan menemuimu!"

Pintu kamar tempat penyekapan Felix di jaga ketat oleh orang-orang yang bertubuh kekar. Lalu, suara entakan kaki terdengar mendekati kamar yang di dalamnya terdapat tubuh Felix yang lemah tak berdaya karena ikatan kencang melilit di tubuhnya.

KREK~~~

Terlihat kaki beralaskan sepatu boats hitam melangkah masuk. Felix menilik mulai dari bawah, tengah hingga atas. Lalu, Felix terperangah ketika melihat siapa lelaki yang berani menculiknya itu.