Rendy mengetuk pintu kamar itu dan langsung masuk ke dalam, ia tidak peduli jika orang yang ada di dalam kamar itu merasa terkejut karena Rendi main masuk saja ke dalam tanpa diizinkan terlebih dahulu.
Dan tentu benar saja, ternyata Angel merasa terkejut sehat pintu kamarnya diketuk dan dibuka secara langsung.
Angel menatap pintu itu dengan tatapan tajam dan juga berhati-hati. Takutnya orang yang masuk ke dalam kamarnya adalah orang jahat.
Ternyata di saat Rendy sudah menunjukkan wajahnya di hadapan Angel, Angel malah tambah terkejut, ia terkejut karena ternyata cucu dari Oma adalah lelaki yang tadi pagi ia lihat saat ia baru pertama kali datang ke rumah ini.
Rendy menatap Angel dengan tatapan tajam dan juga meneliti.
Angel yang ditetapkan seperti itu oleh Rendy tentu saja merasa risih dan juga tidak suka.
"Ya ampun, lelaki yang ada di hadapanku saat ini begitu tampan dan juga gagah, rupawan dan Sepertinya ia sangat dingin di luar dan hangat di dalam." Angel berbicara di dalam hatinya sambil menggigit Bibir bawahnya, karena jujur saja Angel terpesona oleh Rendy, namun tetapi dia tidak suka jika Rendy menatapnya seperti itu, di saat Angel melamun dan berbicara dalam hati tiba-tiba jadi mengeluarkan suara
"Jadi, wanita yang akan dinikahkan oleh Oma adalah kamu, saya pikir wanita itu wanita berkelas, tapi ternyata pikiran saya benar, jika kamu adalah wanita kampung yang sengaja mendekati Oma saya agar kamu bisa hidup di sini dan bisa menguras harta kekayaan Oma saya."
Tentu saja Angel yang mendengar ucapan itu merasa terkejut dan membulatkan matanya.
"Ternyata orang ini sangat bermulut tajam, ternyata hanya rupanya saja yang tampan, tapi mulutnya itu tidak tampan sekali!" ucap Angel di dalam hati, untuk kali ini Padahal baru tadi ia memuja Rendy, namun saat ini ia sudah mencaci rendi di dalam hati.
"Hey, kenapa kamu menatap saya seperti itu, apakah kamu sedang berpikir untuk merayu saya, atau menjalankan aksi kamu, iya?" Rendi menikan satu tingkat suaranya.
Mata Angel membulat, saat mendengar ucapan dari Rendy.
"Astaga, bukan hanya bermulut pedas, tapi orang ini, sungguh percaya diri.''Ujar Angel dalam hari.
"Em, maaf ka, maksud kaka apa ya?" Angel bertanya dengan suara pelan.
"Aku ingin, kamu bilang ke Oma, untuk tidak menjodohkan kita, karena aku sudah memiliki kekasih, jadi kamu jangan harap untuk hidup bersama ku!" Rendi berucap tanpa melihat kearah Angel.
"Tapi, aku tidak bisa ka, soalnya tadi aku sudah bilang setuju."
Sepontan saja Rendy langsung menatap Angel dengan tatapan tajam.
"Loh, kenapa kamu tidak menolak, kenapa kamu malah menerimanya, pokoknya saya tidak mau tau, nanti besok, jika kamu di tanya sama Oma, kamu harus bilang, kalo kamu menolak perjodohan ini, kalo tidak, jangan harap kamu bisa hidup tenang!" Setelah mengatakan itu, Rendy langsung keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan sangat kencang.
Brak. Suara pintu di tutup.
"Astaga, sabar, sabar." Ujar Angel sambil mengelus dada.
Besok paginya, kini Angel sedang duduk di bangku taman, yang ada di samping rumah Rendi.
Angel dari semalam tidak bisa tidur, karena memikirkan bagaimana caranya, agar Ia bisa menolak perjodohan itu.
Karena Angel tidak bisa, jika harus hidup dengan penuh tekanan, Angel sudah yakin, jika nanti ia akan di siksa batin dan lahir, oleh Rendi, jika sampai mereka menikah.
Di dalam rumah, ternyata Oma sejak tadi sedang mencari keberadaan Angel, ia terkejut, saat pelayan bilang jika Angel tidak ada di kamarnya.
Bahkan semua pelayan di perintah untuk mencari keberadaan Angel, hingga sampai Para pelayan kewalahan.
Bagaimana Oma tidak panik, saat ini masih jam 06:00, dan itu masih terlalu pagi.
"Bagaimana, apakah kalian sudah mendapatkan Angel?" Oma menatap ke semua pelayan.
Namun, pelayan semuanya saling senggol dan saling tatap menatap.
"Maaf Oma, kami tidak menemukan Nona Angel,"
Oma semakin resah.
"Lalu, kemana anak itu, kenapa dia tidak ada di kamar nya, apa yang terjadi dengan anak itu, apakah Rendi semalam sudah mengusir Angel?" Oma langsung bangkit dari duduk nya.
Ia langsung pergi ke lantai atas untuk melihat cucu nya itu. Ia ingin bertanya, apa yang semalam ia lakukan kepada Angel.
Tok tok tok. Oma mengetuk pintu kamar Rendi. Wajah Oma sudah terlihat sangat marah.
"Anak ini, pasti masih tidur!" Oma terus mengetuk pintu kamar nya.
Hingga di mana. Pintu kamar itu terbuka, dan memperlihatkan wajah Rendi yang masih terlihat mengantuk
"Hoam, ada apa Oma, kenapa oma pagi-pagi ketuk pintu kaya gitu? Rendy masih ngantuk, lagian ini hari minggu, jadi Rendy ga ke kantor!" Rendi mengusap wajahnya.
Oma nya langsung mendorong tubuh cucu nya menggunakan tongkat yang ia bawa.
"Aduh, aduh. Oma mau apa?" Rendi membuka matanya saat Oma berhasil membawa Rendi masuk ke dalam kamar.
"Kamu apakan Angel, kamu sudah mengusir Angel, iya kan, kamu ini kenapa sih, Oma kan sudah bilang, kalo kamu jangan sampai membuat dia takut atau gelisah," Oma mencecar Rendi dengan pertanyaan dan tatapan tajam.
Rendi mengerutkan keningnya.
"Loh, ko Oma malah nuduh Rendi, Rendi gak berbuat apapun kepada wanita itu, Oma jangan asal nuduh deh!" Rendi kembali tidur sambil tengkurep.
"Lalu, kemana Angel, jika kamu tidak mengusirnya, kenapa dia sudah menghilang?" Oma berucap sambil menatap lurus kedepan.
Sepontan saja Rendi langsung bangkit lagi.
"Apa, jadi wanita itu menghilang, dia pergi dari sini, alhamdulillah.' Rendi mengusap wajahnya.
Plak, Oma memukul lengan Rendy.
"Dasar kamu ya, udah bangun. Kamu harus cari Angel ke kontrakannya, Oma yakin jika dia kembali ke sana!" Oma bangkit dan pergi dari kamar Rendi.
Rendi menunjukan wajah masam nya, di saat Oma menyuruh nya untuk mencari keberadaan Angel.
"Syukurlah, jika wanita udik itu sudah pergi, aku jadinya tidak susah untuk menolak perjodohan ini!" Rendi kembali membayangkan tubuhnya Dan tertidur kembali.
Di saat Oma baru turu dari lantai atas betapa terkejutnya ia saat melihat ada Angel yang sedang duduk di ruang tv, saat ini Angel sedang menatap layar TV yang sudah menyala.
Dengan cepat, Oma menghampiri Angel.
"Sayang, kamu habis dari mana, Oma kira kamu tadi pergi dari rumah ini?" Oma duduk di samping Angel dan memegang tangannya.
Angel tersenyum manis.
"Maaf ya Oma, jika tadi Angel membuat Oma kalang kabut, Tadi Angel sedang ada di taman samping," Angel mengusap lengan Oma dengan lembut.
Akhirnya, Oma bisa bernafas dengan lega.