Di tempat lain, kini Maya sedang menjalani pemotretan, dengan menggunakan pakaian sexi dan juga elegan, sungguh membuat Maya terlihat sempurna.
Mereka melakukan pemotretan di sebuah ladang rumput yang indah.
Martin sejak tadi terus memperhatikan kekasihnya itu, ia merasa bahagia karena bisa merebut semua yang Rendi punya.
Setelah pemotretan, kini Maya sudah menghampiri Martin.
Dan tentunya Martin langsung memberikan air kepada kekasihnya itu
"Begitu lelah ya?" Martin mengusap keringat yang berjatuhan dari dari Maya.
Maya hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, selama ini, jika Rendi ikut dengan Maya, Rendi tidak pernah seperhatian ini.
"Demi uang, aku rela cape, asal semuanya lancar." Ujar Maya sambil menutup botol minuman itu.
Tentunya Martin yang mendengarnya, langsung tersenyum.
"Ya, kamu memang benar, demi uang dan demi segalanya."
Padahal Martin selalu dan juga Rendi selalu memberikan uang yang banyak kepada Maya dan tidak pernah membiarkan Maya sampai kesusahan, tapi Maya ingin jika ia tetap bekerja dan mencari uang sendiri, karena memang uang dari hasil kerja tersebut sangat nikmat dan juga merasa bahagia di saat kita berhasil menggunakannya.
Setelah pemotretan tersebut selesai, Maya dan juga Martin. Langsung kembali ke hotel di mana tempat mereka menginap, karena sore ini mereka harus segera kembali ke kota mereka, karena pekerjaan di sana sudah selesai dan waktu cuti Martin pun sudah selesai.
Kini Angel sedang berjalan menuruni tangga, karena waktu sudah siang dan juga Angel butuh melakukan sesuatu, karena ia tidak bisa jika sampai ia hanya terdiam tak jadi rumah itu.
Kemarin di saat Angel sedang duduk di taman, ia melihat ada lahan kosong yang ada di samping rumah tersebut dan ia ingin melakukan kegiatan menanam bunga, agar taman itu terisi dengan bunga yang indah.
"Sepertinya aku membutuhkan bantuan pelayan di sini, rasanya aku tidak tahu di mana peralatan menanam bunga dan juga dimana aku harus membeli bibit bunga yang bagus dan juga pupuk nya?" Angel berjalan ke arah dapur untuk mencari keberadaan pelayan, karena ia ingin bertanya di mana peralatan menanam dan juga di mana Angel bisa membeli bibit bunga mawar.
Dan Kebetulan sekali di dapur memang saat ini banyak pelayan yang sedang bersiap-siap membuat makan siang.
"Permisi, boleh saya ganggu sebentar?" Angel menatap ke arah para pelayan yang sedang sibuk tersebut, tentu saja para pelayan yang mendengar suara Angel langsung melihat ke arah Angel menghentikan aktivitasnya.
"Iya Nona, ada yang bisa kami bantu? Anda butuh Apa sampai-sampai Anda datang ke dapur?"
Ucap pelayan yang usianya hampir sama dengannya, pelayan itu terlihat sangat lugu dan juga sangat baik, berbeda dengan pelayanan lain rata-rata pelayan di sana sudah lanjut usia dan juga sudah dewasa dan hanya pelayan inilah yang usianya terlihat masih sangat muda.
" Siapa namamu?" Angel Menatap layar itu dengan tatapan lembur.
"Nama saya Sari. Senang bisa berkenalan dengan Nona." Sari membungkukkan badannya.
"Baiklah Sari, apakah kamu bisa membantu saya. Saya ingin menanam bunga di samping taman itu, tapi saya tidak tahu di mana peralatan untuk menanam bunga dan juga membeli bibit bunga mawar, apakah kamu bisa memperlihatkannya kepada saya?" Angel tersenyum lembut.
Dan tentunya Sari yang melihat itu, langsung menganggukkan kepalanya.
"Buk, Sari pergi dulu ya Bu, maaf Sari tidak bisa bantu ibu masak hari ini karena sari harus membelikan bibit bunga mawar untuk Nona. Apakah ibu tidak marah?" Ucap Sari kepada wanita yang sudah lanjut usia itu.
"Iya nak. Pergilah karena Nona Ini sebentar lagi akan menjadi nyonyq di rumah ini, jadi kita harus patuh dan juga harus mengikuti apa keinginannya, jadi pergilah! Biarkan kami yang di sini masak dan juga menyiapkan makan siang untuk penghuni rumah ini."
Angel hanya terdiam sambil menatap seluruh pelayan yang ada di sana.
"Saya permisi dulu ya, maaf karena saya sudah mengganggu aktivitas kalian."
Ucap Angel sambil membungkukkan badannya dan tentu saja sama pelayanku langsung membungkukkan badannya.
"Tidak apa-apanya Nona, karena ini sudah tugas kami dan kami sangat bahagia dan merasa terhormat, karena anda sudah mau datang ke dapur dan melihat kegiatan kami serta meminta bantuan kepada kami." Ujar ibunya Sari.
Angel hanya tersenyum.
"Ayo Nona. Biar saya antar Di mana letak peralatan menanam bunga dan juga di mana kita harus membeli bibit bunga itu!"
Angel langsung mengikuti Sari dan mereka berjalan ke arah belakang rumah dan keluar dari rumah itu.
Ternyata di belakang rumah Rendy masih ada rumah yang lebih kecil dari rumah utama, mungkin saja rumah itu adalah rumah para pelayan ataupun rumah untuk orang yang akan berkunjung ke sana dan menginap di sana.
"Kok kita keluar dari rumah? Memangnya di mana peralatan menanam bunganya?"
Angel sedikit kebingungan karena mereka terus menjauh dari rumah utama.
Tentu saja cari yang mendapatkan pertanyaan itu langsung berhenti berjalan dan mengembalikan tubuhnya untuk berhadapan dengan Angel.
"Maaf sebelumnya Nona, saya lupa jika harus memberitahu anda jika semua peralatan itu terletak di rumah kecil dan kita harus mengambilnya terlebih dahulu ke rumah kecil itu." Ujar seri dengan suara kecil dan juga wajah yang terus menunduk.
"Rumah kecil, maksudnya rumah yang itu, memangnya rumah itu rumah apa sih?" Ucap Putri sambil menunjuk ke arah rumah kecil yang sejak tadi Angel lihat.
"Itu adalah rumah para pelayan, jadi semua pelayan yang bekerja di rumah utama semuanya tinggal di rumah kecil, nanti kalau Nona memerlukan kami di tengah malam, Nona hanya perlu memencet bel yang ada di kamar Nona, karena masing-masing kamar sudah memiliki bel untuk memanggil kami yang ada di rumah kecil itu."
Angel mengerti dengan penjelasan Sari dan tentu saja mereka Langsung melanjutkan perjalanan menuju rumah kecil. Awalnya Angel berpikir Jika di belakang rumah itu tidak ada rumah apapun, serta tidak ada bangunan apapun selain halaman yang luas, tapi ternyata di sana memiliki bangunan yang lumayan besar.
Seri berjalan ke arah samping rumah kecil itu dan beberapa menit kemudian ia kembali dengan membawa peralatan yang harus digunakan untuk menanam bunga.
"Ini peralatannya Nona dan juga ini adalah bibit bunga mawar ya, saya tanam sendiri." Sari memberikan semua itu ke hadapan Angel.
"Wah terima kasih dan juga kamu senang menanam juga ya?" Angel berbinar.
Sari hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau seperti itu, bagaimana kalau kamu bantu aku untuk Tanam bunga ini. Karena sejujurnya aku juga belum pernah nanam bunga dan tidak tahu caranya bagaimana. Apakah kamu mau membantuku untuk menanam bunga?" Angel menatap Sari dengan tetapan penuh harapan