Chereads / BELENGGU SENDU / Chapter 16 - detik-detik pernikahan

Chapter 16 - detik-detik pernikahan

Semua tamu di luar sudah hadir, Tamu-tamu terpandang yang diundang oleh Oma saat ini sudah duduk di kursi yang sudah disediakan. Alunan musik pun sudah terdengar di telinga para tamu dan saat ini Angel pun sudah siap untuk turun ke lantai bawah, begitupun dengan Rendy. Namun di saat Angel sedang dirapikan penampilannya oleh perias, Oma masuk ke dalam kamar

"Aduh, cantiknya cucu Oma. Oma memang tidak salah pilih sayang, kamu sangat cantik seperti namamu. Angel, yaitu Bidadari. Omq berharap pernikahan ini akan menjadi pernikahan terakhir untuk kamu ya, semoga kamu bisa bahagia bersama Rendy. Oma akan selalu mendoakan kamu yang terbaik Nak." Oma memeluk Angel dengan tulus, Angel yang mendapatkan pelukan itu tentu saja langsung berkaca-kaca kembali. Namun sebisa mungkin ia tahan karena prias pengantin yang tadi meriasnya, sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Karena memang butuh waktu lama dan juga kesabaran ekstra untuk merias Angel, karena setiap kali riasan itu jadi, Angel terus menangis dan Hal itu membuat pekerjaan prias pengantin menjadi lebih sulit. Ang menetap ke atas dan mengedit-ngedipkan matanya, agar air matanya tidak terjatuh. Karena ia tidak mau membuat orang lain merasa kecewa kepadanya, prias itu yang melihat Angel tentu langsung mengacungkan jempolnya. Perias itu sekarang langsung membereskan barang-barang miliknya. "Terima kasih Oma, karena Oma udah mendoakan yang terbaik untuk Kami, terima kasih karena Oma sudah baik kepada Angel, Angel janji Angel akan menjadi istri dan juga menantu yang baik di rumah ini. Angel janji Angel akan menjaga keutuhan rumah tangga Angel, karena Angel tahu pernikahan itu adalah hal yang suci dan sakral." Oma melepaskan pelukannya dan ia mengusap sudut matanya, karena jujur saja Oma Pun Menangis melihat Angel yang sebentar lagi akan menikah dengan cucunya.

Kini bagian Rendi yang diberitahu oleh pelayan, bahwa Rendy harus segera turun ke bawah karena memang mempelai laki-laki yang terlebih dahulu yang harus turun ke bawah.

tok tok

"Tuan. Maaf sebelumnya, di luar sudah banyak tamu dan juga penghulu sudah hadir. Anda dipersilahkan untuk Turun ke bawah untuk duduk di sana sambil menunggu mempelai perempuan datang!" ujar pelayan dengan suara Sedikit keras. Karena pelayan itu takut jika Rendy tidak mendengarnya, karena di sana suara musik terdengar jelas sampai lantai atas. Rendy yang sedang duduk di tempat tidur dan sedang memainkan hp-nya untuk menghubungi Maya, langsung menatap ke arah pintu kamar dan setelah itu ia membuang nafasnya dengan kasar. Rendy berharap Maya tidak datang dan tidak tahu akan hal ini. Rendy pun langsung bergegas memasukkan ponselnya di saku celananya dan setelah itu ia merapikan penampilannya kembali, meskipun ini adalah pernikahan paksa. Tapi Rendi tidak mau jika penampilannya berantakan, ia langsung berjalan menuju pintu kamar dan membuka pintu kamar nya.

"Sungguh sangat berat untuk melangkah ke bawah, seandainya pernikahan ini Antara Aku dan juga Maya, pasti aku akan merasa sangat senang. Lihat saja nanti, aku akan membuat kamu menderita karena sudah berani hadir di kehidupanku!" Rendi tersenyum tipis.

Rendi langsung turun ke lantai bawah dan melihat tamu yang hadir. Tentu saja Rendi terkejut. Ia tidak menyangka jika tamu yang datang itu adalah tamu-tamu terhormat dan juga ada sebagian awak media di sana dan Hal itu membuat Rendi kalang kabut. Ia takut jika Maya melihat siaran langsung tersebut dan sudah pasti jika Maya melihat siaran langsung tersebut Mayq akan datang dan mengacau dipernikahan Ini dan semuanya akan berantakan.

"Kenapa bisa ada wartawan di sini? Aku kan sudah bilang kalau aku ingin menikah dengan cara sederhana dan diam-diam. Tapi kenapa Oma malah seperti ini, kalau seperti ini aku harus bagaimana?"

Terpaksa Rendy langsung turun ke lantai bawah, karena memang semua tamu sudah melihat dia yang sedang berdiri di anak tangga.

Oma sengaja mengundang para petinggi perusahaan dan juga yang lainnya untuk menyaksikan pernikahan cucunya. Ia tidak mau Jika pernikahan cucu nya hanya dihadiri sanak keluarga. Karena cucu dan keturunannya hanyalah Rendy. Jadi Oma ingin pernikahan cucunya meskipun sederhana tapi dihadiri oleh banyak orang.

"Wah mempelai laki-lakinya sudah turun, sangat tampan sekali ya. Cepat ambil gambarnya! Cepat ambil!" Uajr wartawan yang ada di sana.

Para wartawan pun langsung mengambil gambaran sebanyak-banyaknya, dan hal itu akan dimasukkan ke dalam koran. Bagaimana tidak dimasukkan ke dalam koran, jika memang pernikahan ini adalah pernikahan antara seorang bangsawan dengan orang biasa dan semua orang sudah tahu akan hal ini. Hanya Maya yang belum tahu pernikahan ini.

Di saat Maya sedang asyik duduk di depan televisi, sambil memakan cemilannya. Dia sudah sejak tadi terus mencari channel televisi yang ia sukai. Namun Tiba-tiba ia melihat acara berita yang menampilkan wajah pacarnya itu. Tentu saja Maya langsung terkejut dan langsung mendekati layar televisi tersebut, untuk melihat lebih jelas apakah yang di hadapannya ini adalah Rendy atau bukan.

"Kenapa Rendy bisa ada di dalam berita? Emang ada apa, apakah ada perayaan, tapi kenapa penampilannya seperti ingin menikah dan kenapa suasana rumahnya juga banyak orang? Ada apa ini? Kenapa aku tidak tahu apa-apa?" Maya kebingungan dan juga marah melihat siaran langsung tersebut.

Martin yang mendengar suara Maya tentu langsung keluar dari ruang kerjanya. Martin menghampiri kekasihnya tersebut dan memeluknya dari belakang.

"Hei. Ada apa? Kenapa kok malah marah-marah, ada apa?" Martin mengelus kepala Maya. Martin sangat memperlakukan Maya dengan lembut, saat ini Maya masih berada di kediaman Martin.

"Lihatlah! Di layar televisi itu. Bukankah itu Rendy? Bukankah itu acara pernikahan dan kenapa Rendy bisa duduk di depan penghulu seperti itu? Apa ini? Apa maksudnya?" Maya menatap Martin dengan tatapan memerah. Meskipun Maya saat ini sedang bersama Martin, tetapi hati kecilnya tetap milik Rendy. Martin Menatap layar televisi itu dengan senyuman.

"Iya, itu adalah acara pernikahan. Aku juga mendapatkan undangannya kemarin dari Omanya Rendy. tapi aku tidak datang karena aku mau menemani kamu di sini, aku kira kamu sudah tahu. Ternyata kamu belum." Maya menatap tajam ke arah Martin, di saat Martin selesai mengatakan hal itu. Maya langsung mengambil ponsel dan juga tasnya dan pergi dari rumah Martin. Martin sama sekali tidak menahannya, karena ia ingin melihat bagaimana kekacauan yang akan terjadi di kediaman Rendy.

"Semoga kamu bisa mengacaukan pernikahan itu. Buat dia malu sayang! Aku percaya kepadamu." Martin tersenyum sambil mengusap dagunya