Chereads / MINE : JENSON AND CHRISTABELLA / Chapter 10 - CERAIKAN AKU!

Chapter 10 - CERAIKAN AKU!

"Sebenarnya apa maunya? Aku sudah menunggu hampir lima belas menit dan dia malah asik bersama mantannya. Antonie, kenapa kamu tidak memberitahuku sejak tadi ha?"

Antonie diam dan ia merasa ngeri dengan kemarahan Bella.

"Jawab aku!" Bentak Bella dengan nafas yang terengah-engah karena marah.

"Tuan tidak memberitahu kemana perginya Nona." Antonie berusaha menjawab dengan hati-hati.

"Bohong! Kamu dan Jenson satu paket lengkap. Jadi mana mungkin kamu berani menghianatinya dan berpihak padaku, iya kan?"

"B... bukan begitu Nona Bella, saya..."

"Diam!"

Antonie menyeka keringatnya dan mengatur nafasnya untuk menetralkan kembali emosinya.

Duduk di belakang Antonie, Bella bersandar lemas ke jendela mobil, melihat pemandangan pagi yang menggambarkan padatnya lalu lintas ibu kota, persis dengan suasana hatinya yang padat oleh beberapa emosi, kesedihan, kemarahan semuanya bercampur menjadi satu.

Kata-kata Ghea kembali terngiang di telinganya dan itu membuatnya sangat marah. Jenson benar-benar telah mempermainkannya dan Bella merasa tidak terima soal itu.

Meski ia tahu ia sudah menyinggung Jenson pagi itu, tapi semua itu ia lakukan untuk menghargai Gavin yang baru saja meninggal.

Lagipula pernikahannya dengan Jenson terlalu tiba-tiba dan Jenson langsung memaksanya untuk menerimanya serta jatuh cinta padanya dengan buaiannya, tapi sekarang Jenson sudah kembali menjalin hubungan dengan Liora.

Memikirkan hal itu, hati Bella seolah dicubit dengan sangat keras.

Bella memejamkan matanya dan merasakan kesedihan serta ironi yang tak ada habisnya.

"Kita sudah sampai Nona."

Suara Antonie menyadarkannya. Dia kaget dan memperbaiki posisi duduknya, setelahnya ia keluar dari mobil.

Bella membuka tokonya dan ia mengerutkan keningnya menyadari tokonya sangat sepi, ia melirik jam tangannya, sudah jam delapan dan belum ada satu pegawainya yang datang. Bella merasakan ada yang aneh.

"Ehem."

Deheman seorang laki-laki tidak asing mengejutkannya, dan dia mengerti sekarang.

"Jadi kamu mengusir para pegawaiku? Picik sekali caramu."

Jenson tersenyum santai seolah tidak terprovokasi apapun.

"Jenson, sebenarnya apa maumu? Kamu pikir aku tidak tahu?"

"Bagus kalau kamu sudah tahu." Jenson justru sengaja memprovokasi Bella, ia tahu Bella tiba-tiba marah karena mengetahui dirinya berada di apartemen Liora pagi-pagi sekali.

Jenson tahu karena ia juga sempat melihat Ghea dengan ekspresi marah ketika menghubungi seseorang dan tebakan Jenson benar.

Bella mengatupkan giginya saat dia mencoba bersabar.

"Kita impas bukan? Kau memilih setia dengan kekasihmu yang sudah meninggal dan aku juga kembali pada Lioraku, apa yang salah?" senyuman di bibir Jenson berubah menjadi ejekan.

Tubuh Bella gemetar karena marah dan ia kehilangan kata-kata saat itu juga, meski sebenarnya apa yang dikatakan Jenson memang benar.

"Seperti kesepakatan di awal, jalani kehidupan masing-masing." Jenson pergi setelah mengatakan kalimat kejam itu.

Tapi Bella menghentikannya dengan teriakannya, "Tunggu!"

Jenson menghentikan langkahnya tanpa menoleh.

"Ada apa lagi?"

"Kamu benar, tapi ini merugikanku. Pernikahan ini membuat Gavinku meninggal dan juga kamu sudah merenggut kesucianku saat aku mabuk, itu sangat merugikanku."

"Lalu apa maumu?"

"Ceraikan aku!"

Giliran tubuh Jenson yang menegang, tapi ia dengan cepat menormalkan ekspresinya. Ia berbalik dan menatap Bella dengan seringai mengejek di sudut bibirnya.

"Akan kukabulkan jika Nyonya Audy mampu mengembalikan semua pemberianku."

Jenson berbalik dan pergi setelah mengatakan itu, ia sangat yakin Christabella kalah telak dengannya.

Benar saja, Bella berteriak histeris dan mengumpat Jenson dengan kejam.

Jenson tersenyum kemenangan dan ia dengan anggun masuk ke mobilnya seolah tidak terjadi apa-apa.

Rencananya berjalan sangat lancar.

Ya, untuk mengalahkan Bella dan mengunci menjadi miliknya. Jenson meminta bantuan Liora dan menggali semua informasi antara perjanjian Jaz dan Audy.

Semua itu Jaz lakukan demi menyenangkan mommynya, ia tahu mommynya sangat menyayangi Bella sejak dulu dan ingin menjadikan Bella menantunya. Sementara Jaz tahu tidak mudah membuat Bella setuju kalau bukan paksaan dari ibu tirinya, jadi dia menyuap Audy dengan 25% saham Alex Group.

Awalnya saat ia mendengar cerita itu dari Liora, Jenson menganggap Jaz gila, tapi karena alasan mommynya, Jenson tidak menyalahkan Jaz.

Pada saat ia memikirkan mommynya dan berniat mampir ke rumah, secara kebetulan ponselnya berdering dan itu dari Shirley.

Jenson tersenyum cerah dan langsung menerima panggilan itu.

"Halo Mom, how are you?"

"Fine, Jenson dimana kamu?"

"Di depan toko bunga Christabella, ada apa Mom?" Jenson merasakan kepanikan mommynya.

"Apa Jaz menghubungimu? Dia bilang akan ke Jakarta, tapi sejak kemarin ponselnya non aktif. Mommy khawatir dengannya Jens."

Jenson memijat pelipisnya dan ia tidak tahu harus menjelaskan apa.

"Jenson, kenapa kamu diam? Jaz baik-baik saja kan?"

"He's fine Mom, kemarin dia menghubungiku. Semua barang- barangnya dibawa lari orang saat ia baru saja tiba di bandara. Jaz tidak pernah mendengarku untuk menggunakan asisten dan pengawal." Jenson menjawab dengan begitu tenang.

Di seberang sana Shirley terdengar menghela nafas lega, "Syukurlah kalau hanya itu. Entah kenapa firasat Mommy sangat buruk dua hari terakhir ini, Mommy teringat kecelakaan Daddy."

Deg

Jantung Jenson seakan mau lepas, ia menjauhkan ponselnya dan mengatur nafasnya sebelum ia berkata, "Mommy jangan khawatir, semuanya baik-baik saja."

"Thanks Jenson, by the way nanti malam Mommy ingin mengundang kamu dan Bella makan malam di rumah. Kamu tidak sibuk kan?"

"Bisa diatur Mom, sampai ketemu nanti."

"Iya Sayang."

Shirley mematikan sambungan teleponnya dan Jenson bersandar lemas di kursi pengemudinya. Ia mengusap keningnya dan kepalanya mendadak sangat sakit seolah baru saja dipukul oleh palu yang begitu besar.

Ia mengatur nafasnya sekali lagi sebelum akhirnya melajukan mobilnya menuju Alex Group.

***

Duduk di ruangannya, Bella mengetuk jari-jarinya yang indah di meja kerjanya dan berpikir keras agar bisa bercerai dengan Jenson. Ia tidak mau terlibat dalam hubungan menjijikkan Liora dan Jenson, jadi lebih baik ia keluar dari lingkaran itu sebelum semuanya terlambat.

Tapi menyuruh mamanya mengembalikan semua pemberian Jenson? Itu seperti mengambil bintang di langit.

Bella mendesah frustasi dan ia tiba-tiba teringat Ghea.

Karena pegawainya sudah kembali bertugas, Bella pun melenggang pergi dari toko bunganya tanpa khawatir.

Ia menghubungi Ghea dan janjian di private room Noel Resto.

"Kamu harus menolongku Ghe."

"Aku tahu, tapi aku belum menemukan caranya."

Bella mengusap wajahnya frustasi dan berkata, "Ayolah Ghea, atau kamu paksa saja Mama Audy untuk mengembalikan pemberian Jenson."

"Kamu gila?"

Bella menghela nafas tanpa daya dan menurunkan pundaknya.

"Memang berapa banyak pemberian Jenson ke mamaku?"

"25% saham Alex Group."

Bella seperti disambar petir dan ia langsung lemas di kursinya.

"Lalu aku harus gimana Ghe?" Bella tidak tahan lagi untuk tidak menangis.

"Tenanglah Bell, aku sedang berpikir."

"Hmm baiklah."

Bersamaan itu, makanan dan minuman datang. Jadi Bella lebih menyibukkan menghabiskan makanan dan minumannya. Ia selalu kelaparan jika sedang frustasi. Sementara Ghea, ia hanya mengaduk-aduk minumannya sambil berpikir keras.

"Tidak ada cara lain Bell." Kata Ghea setelah terdiam cukup lama.

"Maksud kamu tidak ada cara apapun untuk menyelamatkanku?" Bella mengelap bibirnya dengan tisue dan ia memelototi Ghea.