"Jangan buat pekerjaannya terasa berat dengan kemauanmu. Jika dia bilang bahwa itu adalah aturan dari Mr. Tonny, maka kau juga harus menghargai itu, Nona Cassia. Kau mengerti?" Jase mencoba untuk menyakinkan gadis muda yang ada di depannya. Dia ingin Rumi mengerti.
"Alasannya?"
Sial! Gadis ini sangat keras kepala. Kokoh pada pendiriannya, enggan untuk melonggarkan sedikit hatinya untuk bisa mengerti dengan keadaan yang ada.
"Tanyakan itu pada Mr. Tonny sendiri setelah dia pulang nanti. Mungkin siang atau senja, paling lambat setelah matahari terbenam. Kau bisa bertanya dan memprotes itu langsung pada si pembuat aturan." Jase tersenyum ringan menutup kalimatnya. Mengusap puncak kepala Rumi.
Gadis itu menghela nafasnya lagi. Tak ingin makan setelah Jase menyakiti hati nyonya baik itu, tetapi perutnya benar-benar minta untuk segera diisi sesuatu. Daging mungkin akan melegakan rasa laparnya.