Setelah menyarap dan berdandan seperti biasa, Rumi berlari menuju ke lapangan tembak, tempat di mana Mr. Tonny berada sekarang. Katanya pria itu sedang mencoba untuk menebak seseorang. Entah siapa, berharap jika itu hanya gurauan milik Nyonya Liodra saja.
Namun, semua pemikiran itu pergi begitu Rumi melihat hal yang membuat dirinya tak bisa berkata-kata lagi. Pria itu benar-benar menjadikan manusia sebagai bidikannya.
Di sisi lain, Mr. Tonny berjalan mendekati pria itu. Menerjang hujan salju yang semakin menggila. Seakan tidak peduli, padahal bisa saja tubuhnya membeku nanti.
"Bosmu adalah Mr. Red bukan?" tanyanya. Meletakkan ujung moncong pistol tepat di dagu pria berkepala plontos itu.
"Jika Mr. Red datang dan mengangkapmu, maka dipastikan kau benar-benar akan kehilangan semuanya."
Mendengar kalimat itu, bukan menjadi gertakan yang membuat nyali pria itu ciut begitu saja. Melainkan, hanya gurauan dan candaan semata.