"Apa yang kau bawa?" Darius berdiri di depan ambang pintu kamar penginapan milik Genta. Pemuda itu nampak resah dengan sesekali memandang ke arah jendela luar, menatap salju yang turun, lalu kembali memfokuskan semuanya pada kertas yang ada di dalam genggamannya sekarang.
Genta menoleh. Ditatapnya Darius sejenak kemudian menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa," katanya menjawab dengan lirih.
"Boleh aku masuk?" tanyanya pada Genta. Dia tersenyum tipis tatkala Genta mengangguk, mengiyakan kalimatnya.
Darius masuk ke dalam kamar Genta. Duduk di sisi ranjang yang ada di sudut ruangan. Sejenak tidak ada suara, sama-sama diam. Genta melipat kertas itu lantas meletakkannya di atas meja.
"Aku menyuruhmu untuk menikmati saljunya. Bukan merasa resah begitu," tukas Darius. Pandangan matanya tertuju pada Genta. Pemuda itu memutar tubuhnya, berjalan mendekati Darius. Namun, dia tidak duduk di atas ranjang, melainkan duduk di atas kursi kecil sisi perapian.