Chereads / Be My Umbrella / Chapter 29 - BMU 28

Chapter 29 - BMU 28

Sore harinya setelah ia selesai membalas pesan dari Leo dan Sam, ia lalu segera mengemas barang-barangnya. Ia tidak mungkin berangkat dari resort ke Keyst Restaurant dan kembali lagi ke resort. Sementara jarak dari resort ini ke rumahnya bahkan menghabiskan waktu dua jam perjalanan.

Maka dari itu ia memutuskan untuk menyudahi liburannya di hari ketiga saat ini. Ia pun mengemas barang-barangnya dan hanya meninggalkan snack dan minuman saja untuk dimakan oleh Bennedict selama masih menginap di sana.

Setelah selesai mengemas semua barangnya, ia lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia juga menunggu Bennedict untuk memberitahukan kabar yang ia terima.

---

Dua jam berlalu sejak Felix selesai membersihkan diri. Terdengar dari dari dalam bahwa pintu kamarnya telah terbuka. Tentu saja orang yang membuka pintu itu adalah Bennedict yang sudah selesai dengan pekerjaannya di hari itu. Ia pun langsung berganti pakaian dan segera mandi agar ia Bisa beristirahat dengan nyaman.

Felix pun menunggu Bennedict selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, dan seketika Bennedict keluar dari kamar mandi, Felix akhirnya memberitahukan berita itu padanya.

"Ayah, ada hal yang ingin Felix sampaikan pada Ayah. Felix sepertinya besok pagi harus kembali ke rumah, Yah. Felix sudah diterima bekerja di salah satu restaurant dan besok mereka meminta Felix untuk datang ke sana." Ucap Felix dengan ragu pada Ayahnya saat itu.

Felix tidak mengharapkan reaksi yang berlebihan dari Ayahnya, ia hanya ingin agar Bennedict setuju dengan rencananya untuk bekerja di sana. Ia tidak mengharapkan hal lain lagi saat itu.

Bennedict yang mendengar kabar itu pun ternyata ikut senang dengan pencapaian anaknya. Namun Bennedict tidak terlalu menunjukkan ekspresi yang berlebihan, ia hanya tersenyum dan memberikan selamat pada Felix.

"Selamat ya Felix, Ayah ikut senang mendengarnya. Kau sudah berusaha keras untuk mencari pekerjaan, tentu Ayah akan mendukung hal itu. Tapi Felix, besok pagi Ayah sepertinya tidak bisa mengantarmu pulang karena pekerjaan disini tidak boleh Ayah tinggalkan. Ayah sangat menyayangimu, kau tahu itu kan?" Jawab Bennedict pada Felix saat itu.

Felix yang mendengar perkataan Ayahnya itu membuatnya sedikit sedih karena ia harus pulang sendirian besok pagi. Ia sedih namun masih bisa tersenyum sambil mengiyakan perkataan Bennedict saat itu.

Ia berpikir kembali, bagaimana ia akan pulang besok pagi dengan koper dan barang bawaannya sebanyak itu. Ia pun mencari informasi mengenai bus tercepat yang bisa ia tumpangi besok dan ternyata ada. Halte bus itu berada tidak jauh dari lokasi resort yang saat ini ia tinggali.

Belum selesai ia mencari semua informasi di internet, Bennedict tiba-tiba mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

"Felix, Ayah memang tidak bisa mengantarmu besok tapi Ayah juga tidak sekejam itu membiarkanmu naik sembarang kendaraan besok. Ini ada uang untukmu membayar taksi besok. Besok kau naik taksi saja ya nak, selain aman kau juga akan merasa nyaman saat membawa barang-barangmu besok." Kata Bennedict pada Felix saat itu.

Felix yang mendengar itu menjadi sangat terharu bahwa Ayahnya masih bisa bersikap baik padanya. Ia pun berterima kasih pada Bennedict karena sudah memberikan biaya taksi untuknya. Mereka pun kembali beristirahat di malam itu sebelum besok pagi tiba.

---

Keesokan paginya, Felix sudah siap untuk berangkat ke rumahnya. Ia ditemani Bennedict saat itu sedang menunggu taksi untuk menjemput Felix. Walaupun Bennedict tidak bisa ikut mengantar Felix pulang, setidaknya ia ikut menemani Felix menunggu taksi sampai di sana.

Beberapa menit kemudian, taksi itu pun tiba dan Felix pun masuk ke dalamnya. Bennedict juga mengucapkan 'sampai bertemu di rumah' pada anaknya saat sebelum Felix berangkat.

Tidak lama setelah itu, Felix akhirnya berangkat menuju rumahnya. Bennedict juga kembali ke pekerjaannya saat itu. Tinggal dua hari lagi maka Bennedict bisa menyusul Felix kembali ke rumahnya.

Di perjalanan, seperti biasanya Felix melihat pemandangan dari dalam taxi itu melalui jendela. Sebelum berangkat dan setelah ia kembali pun tidak ada bedanya, pemandangan indah itu masih tetap sama. Ia memandanginya terus menerus.

Hingga dua jam pun berlalu, sampailah ia di depan rumah nyamannya. Setelah ia membayar biaya taksinya, ia lalu masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarnya. Di sana ia membuka barang-barangnya dan mengembalikan lagi ke tempat asalnya.

Baju-baju kotor juga segera ia masukkan ke mesin cuci agar tidak ada yang terlupakan.

Segera setelah kegiatannya selesai, ia lalu mencari setelan kemeja formalnya dan merapikannya sebelum ia pakai ke restauran. Ia melihat jam lagi, ternyata masih ada banyak waktu sebelum ia berangkat menuju restauran. Ia pun kembali tidur untuk beberapa saat.

Satu jam terlewati dan ia pun terbangun dari tidurnya, ia nampak terkejut karena mengira ia sudah terlambat. Tidak, waktu masih banyak tersisa saat itu. Ia akhirnya lega mengetahui ia tidaklah terlambat di hari itu.

Ia terbangun dan merasa lapar, ia lalu memesan makanan dari rumahnya untuk ia makan sebelum berangkat ke Keyst Restaurant.

Selama menunggu makanannya tiba, ia berinisiatif untuk mandi agar tidak membuang banyak waktu sebelum berangkat. Ia juga tidak tahu apakah jalanan kota akan sibuk atau tidak sehingga ia tidak bisa memprediksi kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Beberapa saat setelah ia menunggu makanannya pun tiba, ia menyantap makanan itu dengan cukup cepat. Setelah itu ia kembali bersiap-siap dengan pakaiannya. Ia berganti dengan cepat dan segera menuju halte bus untuk berangkat ke restauran.

Ternyata dengan menggunakan bus, ia bisa sampai di restauran dalam waktu tiga puluh menit. Cukup lama juga jika ia pikirkan. Tapi tidak masalah, ia masih punya waktu sebelum pertemuan.

Setelah memasuki restauran dan menanyakan lokasi pertemuannya dengan Manager Brams, ia diminta untuk menunggu di salah satu ruangan sebelum dipanggil lagi nanti.

Felix pun menuruti hal itu. Ia menunggu sekitar dua puluh menit dan akhirnya ia dipanggil untuk bertemu dengan manager Brams.

Manager itu lalu mengatakan Selamat kepada Felix karena ia sudah diterima bekerja di sana. Felix juga diminta untuk mengikutinya bertemu dengan orang yang mengukur seragam yang akan ia kenakan nanti saat bekerja di sana.

Setelah semuanya selesai, Brams menjelaskan bahwa Felix bisa mulai bekerja minggu depan di hari senin mulai jam tujuh pagi sampai jam tiga sore setiap harinya. Ia di sana hanya mendapat satu hari libur dan harinya tidak tentu karena jadwal akan dibuat oleh Brams sendiri nantinya.

Felix juga dijelaskan mendapat satu jam istirahat dan tujuh jam kerja setiap harinya. Manager Brams menjelaskan semua hal mengenai apa saja yang perlu Felix ketahui sebelum memulai pekerjaannya minggu depan.

Brams juga memberikan kertas berisi kontrak kerja Felix di sana. Selama satu bulan ini Felix akan menjadi trainer dahulu sebelum benar-benar diterima di sana. Di dalam dunia kerja, itu semua sudah wajar terjadi dan Felix memaklumi itu semua.

Dalam waktu satu bulan, Felix akan dilatih agar bisa melayani tamu dengan sebaik mungkin. Ia juga akan dinilai oleh Brams sendiri dan pekerja lain apakah Felix layak untuk bekerja di sana. Tentunya dalam sebulan itu ia tetap akan diberikan upah sesuai apa yang tertera di kontraknya.