Setelah melihat Kaira, kini Elza mengalihkan pandangannya kepada Arvin.
Pria itu mengenakan kemeja berwarna biru muda dan celana jeans hitam panjang. Rambutnya disisir rapi. sebuah jam tangan melingkar manis di lengannya yang sedikit tergulung di bawah siku.
Beberapa kali pria itu tertawa ketika berbincang dengan Suliana. Hembusan angin sedikit menerbangkan rambut Arvin. Dengan tampilan seperti itu untuk sesaat Elza tak bisa berhenti untuk memandanginya, pria itu sangat tampan.
Ada banyak orang tampan, tapi Arvin berbeda, semacam ia memiliki daya tarik sendiri. Sangat manis.
Jika ada orang awam yang tak mengenalnya melihat secara langsung mungkin mereka tak akan percaya jika ia duda satu anak. Jadi anak SMA pun ia masih cocok jika mau, tapi kalau mendengar kabar, entahlah dari mana ia dapatnya, pria itu tak berniat untuk jadi selebgram atau artis, padahal tampangnya menjual sekali. Belum lagi pekerjaannya. sungguh sempurna sampai Elza ingin menggapainya.