Harusnya ia sudah curiga sedari awal. Ini pasti ulah Maura.
Itulah hal yang pertama kali Elza pikirkan.
Masalahnya temannya itu kadang bersikap seenaknya, sama halnya seperti saat ia diajak makan ayam tapi tahu-tahu malah melimpir ke peramal oh ralat, tepatnya dukun gadungan. Meski Maura sendiri bersikukuh mengatakan kalau peramal yang mereka datangi bisa memberikan hasil akurat.
Parah sekali memang temannya itu, untung dia sayang. Jika tidak sudah ia kardusi dan lempar ke pinggiran kompleks.
Kini Elza dan Arvin tengah berada di halaman samping, tak jauh dari Kaira dan Maura berada.
Rencana Maura adalah membuat mereka saling bicara. Tapi yang terjadi malah kecanggungan yang luar biasa.
Arvin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sebenarnya ia memang sedang mencari waktu untuk bisa bicara dengan Elza, sayangnya sedari tadi sangat sulit sebab ada banyak keluarganya yang mengajak mengobrol.
Hanya ada mereka di sana dan hal inilah yang membuatnya seketika diam.