Chereads / Dimension Knight / Chapter 10 - BAB 10 [ Getaran Kekuatan ]

Chapter 10 - BAB 10 [ Getaran Kekuatan ]

Sepanjang jalan setapak menuju Alben tak seorangpun yang berani membuka obrolan. Raut mereka yang tampak serius membuat Nevar dan para tim pengintai tertekan.

Hanya terdengar gesekan daun dan ranting pohon di sekitar mereka. Terkadang suara langkah kaki mereka membuat tim pengintai bergidik ngeri. Bukan tanpa alasan, saat ini di belakang Nevar dan para tim pengintai ada banyak sekali orang dari berbagai ras. Mereka adalah perwakilan masing-masing kelompok.

Ada Erick yang mewakili ras werewolf. Agor dari ras goblin. Carissa sang putri vampir. Eden dari kelompok petualang lepas yang sudah lama mengasingkan diri di Hutan Nuv. Dan yang terakhir adalah Rugos, sosok minotaur penjaga Gunung Triss.

Sudah bukan masalah sepele lagi, karena tamu Alban kali ini bukanlah tamu yang biasa. Nevar sendiri paham akan hal itu. Dia bisa merasakan aura yang saling bertabrakan di antara mereka. Sungguh kekuatan yang luar biasa. Bahkan sosok minotaur penunggu gunung purba di Hutan Nuv juga menampakkan dirinya. 

Tiba-tiba Nevar menyadari sesuatu. Dia melirik ke arah Carrisa. Ini hal yang buruk jika vampir itu sampai mencium bau darah Park Sun-Hyung di Alban. Nevar harus memberitahu informasi itu pada Reigan sebelum mereka sampai di Alban.

"Kalian tetap kawal mereka. Aku ada keperluan lain." 

Nevar tak peduli pada bawahannya yang tampak keberatan. Begitu selesai berkata, Nevar langsung menghilang seperti ninja.

Gerakan Nevar melompat ke rantang-ranting pohon sangat cepat. Tak ada suara yang tercipta. Pijakannya selalu tepat tanpa meninggalkan gelombang udara. Nevar mengkombinasikan kekuatan fisik dan sihirnya secara sempurna. Menciptakan teknik yang membuat gerakannya sangat cepat dan sulit terdeteksi. Sebagai ketua tim pengintai, kemampuan Nevar sudah tak diragukan lagi. Pengalaman dan pola pikirnya selalu menjadi keunggulan tersendiri. Tapi jika kali ini terjadi perselisihan, mungkin dirinya hanya akan menghambat yang lain.

Mereka yang saat ini menuju Alban bukanlah orang biasa dan memiliki kemampuan di atas Nevar. Dia sendiri masih sangat ingat bagaimana dirinya dihempaskan oleh Victor dengan begitu mudahnya. Dia tak akan ceroboh lagi dalam hal bertarung.

Saat Nevar merasa dirinya sudah cukup jauh dari mereka. Dia berhenti di salah satu ranting pohon sambil mengaktifkan sihir komunikasi dengan Reigan.

"Langsung ke intinya!" Terdengar suara Reigan bernada tinggi di kepala Nevar.

"Mereka perwakilan dari kelompok; werewolf, vampir, goblin, petualang lepas dan satu individu penja–"

"Hallo." Sosok Carrisa yang tiba-tiba muncul di sampingnya membuat Nevar menghentikan komunikasi dengan Reigan. Dia memutus aliran sihirnya dan mencoba berpikir dengan tenang.

'Dia mampu mengikutiku, putri vampir ini tak bisa bukan tandinganku,' batin Nevar.

Dengan gerakan anggun Carrisa menyentuh wajah Nevar. Hawa dingin langsung menjalar ke sekujur tubuh Nevar. Dia seperti membeku di tempat. Tekanan energi dari Carrisa sangat kuat, Nevar benar-benar tak berdaya sekarang. Dia ingin menyingkir tapi tubuhnya sulit untuk bergerak.

"Lirikanmu tadi sungguh mempesona, Tuan Nevar," ucap Carrisa tepat di samping telinga Nevar.

Sungguh ini akan jadi hal buruk jika Nevar tak secepatnya bergerak. Lagi pula tubuhnya juga belum pulih total, sihir penyembuh dari Gael tadi hanya mampu menutup luka luarnya.

Keringat dingin mulai mengalir dari pelipis Nevar. Dia bahkan tak bisa menelan ludah, ini kah kekuatan Carrisa sang putri vampir?

"Apakah kau perlu bantuanku, Tuan Nevar." Carrisa menyeringai licik. Tadi wajahnya memang cantik, tapi saat ini tiba-tiba saja berubah sangat menakutkan. Dia membuka bibirnya di depan wajah Nevar, memainkan lidahnya di antara dua taring atas yang begitu tajam.

"Huh … kukira kau sangat kuat sampai berani melirikku dan pergi begitu saja."

Carrisa mengucapkan rentetan mantra dan akhirnya Nevar bisa bergerak kembali.

"Ya ampun kau ini cepat sekali, Tuan Nevar." Carrisa terkesima oleh Nevar yang langsung menghilang dan muncul lagi di ranting pohon lain.

"Maaf atas ketidaksopanan saya. Mari lanjutkan perjalanan." Tiba-tiba Nevar menghilang lagi dan muncul di bawah, jalan setapak menuju Alban. Begitu pula dengan Carrisa, gerakan fisiknya tak kalah cepat dengan Nevar.

Begitu mendapat informasi dari Nevar, Reigan langsung membawa Park Sun-Hyung pada para pelayan.

"Bersihkan tubuh Tuan Park dan beri dia pakaian yang pantas untuk menghadiri pertemuan penting." Perintah dari Reigan langsung mendapat respon cepat. Para pelayan itu langsung membawa Park Sun-Hyung ke tempat pemandian.

Tapi tampaknya tak semudah itu, Park Sun-Hyung memberontak. Dia merasa malu pada para pelayan yang tak lain adalah elf wanita.

"Ini perintah Tuan Reigan, kami harus melakukannya," ucap salah satu pelayan. Mereka sudah sampai di sebuah ruang pemandian yang terlihat tradisional.

"Tunggu, tunggu sebentar, woi!" Park Sun-Hyung masih memberontak atas perlakuan para pelayan itu. Mereka tanpa ragu melepaskan semua pakaian Park Sun-Hyung di depan bak pemandian.

Sungguh hal yang memalukan. Park Sun-Hyung langsung memutar tubuhnya, memunggungi para pelayan yang justru terlihat senang.

"Kalau Tuan Park malu, silahkan pakai handuk ini. Kami akan membantu membersihkan tubuh anda." Seorang pelayan menyodorkan kain putih yang tak begitu lebar, mirip handuk kecil.

Park Sun-Hyung langsung menyambarnya untuk menutupi bagian pusar ke bawah.

"Aku bisa mandi sendiri!" teriaknya sambil maju masuk ke bak pemandian. Dia merendam tubuhnya dengan wajah yang terasa semakin panas. Tapi sepertinya para pelayan itu tak akan tinggal diam. Beberapa dari mereka telah menyiapkan sabun, handuk besar dan pakaian ganti.

"Mau aku bantu, Tuan?" tanya salah satu pelayan.

"Aku bilang! Aku bisa sendiri!" Wajah Park Sun-Hyung sudah memerah seperti tomat.

Para pelayan pun mengangguk paham, dan menunggu dengan setia sambil sesekali tersenyum dan berbisik-bisik pelan.

"Woi kalian kenapa masih di sini. Aku butuh ruang pribadi, jadi pergilah. Seperti tak pernah lihat orang mandi saja."

Para pelayan tertawa kecil lalu beranjak pergi sambil berbisik-bisik pelan, terdengar seperti sebuah pujian pada Park Sun-Hyung.

"Huh … mereka melayaniku seperti aku ini raja saja," gumam Park Sun-Hyung sambil merendamkan tubuhnya di air yang terasa hangat.

"Tapi, tempat ini nyaman juga. Seperti pemandian air panas."

Beberapa saat kemudian para pelayan datang lagi untuk membantu Park Sun-Hyung. Tapi mereka sedikit terkejut ketika melihat Park Sun-Hyung sudah mengenakan baju ganti yang ditinggalkan para pelayan di dekat bak pemandian.

"Wah … cocok sekali. Tuan Park terlihat sangat tampan mengenakan pakaian itu." Salah satu pelayan memberikan pujian dengan wajah terpesona. Begitu pula dengan yang lainnya.

"Tuan Park sangat tampan."

"Iya, postur tubuhnya indah, seperti seorang prajurit."

"Ah, aku jadi ingin menemaninya makan."

Dan seperti itulah mereka, sampai akhirnya semua sudah tampak siap dan rapi di ruang tamu milik Reigan. Mereka semua mengenakan pakaian senada yang terlihat sangat berkelas.

"Mari kita sambut mereka di depan pintu masuk Alban," ucap Reigan penuh percaya diri.

Tiga tetua lainnya mengikuti langkah Reigan. Begitu pula dengan Gael dan Park Sun-Hyung. Lalu Victor kemana?

Vampir barbar itu berada di ruang pribadi Reigan. Menunggu di sana sampai nanti saatnya dia untuk ikut bergabung ke ruang pertemuan. Victor mampu menyembunyikan auranya dan hal ini akan sangat menguntungkan. Para tamu itu pasti tak akan tahu jika saat ini ada sosok Victor di Alban.

***