Chereads / Dimension Knight / Chapter 13 - BAB 13 [ Victor Yang Tak Terkendali ]

Chapter 13 - BAB 13 [ Victor Yang Tak Terkendali ]

"Wah, kalian ini. Kenapa menatap sahabatku seperti itu?" Victor berdiri di samping Reigan dengan penuh percaya diri.

Semua tamu terkejut setengah mati. Fakta bahwa Victor menganggap Reigan adalah sahabatnya membuat mereka berpikir dan mulai berasumsi. Sejak kapan mereka begitu dekat?

"Jadi kau adalah vampir pengendali darah itu?" Carrisa sangat antusias.

Sebagai putri dari kerajaan Vampir, dia sering mendengar rumor tentang Victor yang memiliki kekuatan maha dahsyat. Tapi penilaiannya sekarang sedikit berubah. Carrisa pikir Victor adalah vampir yang memiliki wibawa tinggi dan tak akan mau mendekati orang-orang lemah.

Victor terkekeh. Semakin lama semakin menakutkan. Dia sama sekali belum mengeluarkan kemampuannya, jadi wajar jika para tamu masih meragukan dirinya.

"Hei paman vampir, jangan bercanda. Victor hanya lah sosok legenda yang sudah lama menghilang. Jangan mengaku-ngaku sebagai dirinya, kami tak akan takut dengan bualanmu." Erick dari ras werewolf mengutarakan pendapatnya dengan kesal.

"Ini konyol. Memang aku pernah mendengar cerita tentang Victor, tapi bagi kami itu hanyalah sebuah cerita." Eden dari kelompok petualang bebas juga tak mau kalah.

Rugos dan Agor hanya diam. Sebagai makhluk yang telah hidup lama, mereka tahu bahwa vampir yang berdiri di samping Reigan adalah sosok Victor yang selama ini telah menghilang.

Kejadian delapan belas tahun lalu adalah alasan utama bagi Victor untuk mengasingkan dirinya. Sebelum itu pun dia juga sudah jarang menampakkan diri. Victor selalu sendirian di kastilnya yang terletak pada sebuah pulau terpencil, jauh dari segala macam kehidupan. Dia menikmati kesendiriannya selama beberapa ratus tahun, sampai akhirnya Reigan yang saat itu menjadi petualang secara kebetulan menemukan pulau itu.

Bukan hal yang mudah, karena pulau itu diselimuti oleh kabut-kabut gaib yang menyesatkan. Penuh sihir pelindung yang cukup kuat, tapi kala itu adalah masa kejayaan Reigan. Dirinya yang masih muda memiliki pengetahuan luas tentang dunia ini. Kekuatannya pun sudah banyak diakui oleh para pendahulu. Dia adalah sosok emas yang selalu menjadi sorotan. Tapi kini itu semua sudah pudar, Reigan tak lagi sekuat dulu. Tubuhnya semakin melemah setiap umurnya bertambah.

Kembali pada situasi saat ini. Carrisa, Eden dan Erick masih tak percaya dengan sosok Victor. Bahkan tatapan mereka terlalu tajam, seakan mengibarkan bendera perang. Namun Victor sendiri tampak cukup tenang kali ini, dia lebih suka bertarung dengan Nevar daripada mereka.

"Lucu sekali kalian ini." Victor menyeringai, aura gelap mulai keluar menyelimuti tubuhnya.

"Carrisa, bagaimana kabar Ayahmu? Sudah lama sekali aku tak berkunjung ke tempatnya."

"Kau?!" Carrisa tak bisa menahannya lagi. Seluruh amarah meledak, membuat tubuhnya dipenuhi aura gelap yang membara.

Victor melompat, melayang di udara sesaat sebelum kakinya berpijak di atas meja besar itu. Dia mendarat tepat di tengah-tengahnya, menatap sosok Carrisa yang mulai menarik minatnya.

"Aku tanya lagi, bagaimana kabar, Tuan Muda Steven Nin-Leonall." Victor menyeringai licik ketika melihat wajah Carrisa.

"Kenapa kau bisa tahu nama ayahku?!"

Victor terkekeh. Dia merasa semakin bersemangat, raut wajah putri vampir di hadapannya benar-benar membuat Victor terhibur. Detik selanjutnya, ketika tawa Victor mulai terdengar pelan, tiba-tiba saja aura yang menyelimuti tubuhnya semakin besar dan tak terkendali.

Meja besar berbentuk lingkaran dari balok-balok kayu itu hancur seketika. Serpihannya melayang mengikuti alur udara di sekitar tubuh Victor yang membara. Sungguh dahsyat, kali ini dia benar-benar akan memperkenalkan dirinya pada mereka.

Ketika meja itu hancur, semua orang langsung menghindar ke belakang, mengambil jarak aman. Terlihat Park Sun-Hyung dengan wajah kesal berdiri di belakang Gael.

Anehnya Reigan masih bisa tenang. Beberapa kali Nevar dan Gael berteriak meminta izin untuk mengambil tindakkan, tapi Reigan sama sekali tak bersuara. Sosok tetua itu hanya menggerakan tangan kanannya sebagai isyarat untuk tetap diam.

Para tamu mulai ketakutan. Mereka mencoba bertahan sekuat yang mereka bisa.

"Mana kesombongan kalian tadi, hua-hahaha …." Jika Victor sampai tak terkendali, maka tamat sudah mereka semua.

Perlahan muncul butiran-butiran darah di sekitar tubuh Victor. Semakin lama semakin banyak, hingga membentuk pusaran tornado kecil di sekitar kakinya yang melayang. Sungguh ini akan menjadi lebih buruk jika Victor benar-benar ingin menggunakan kemampuan pengendali darahnya. Blood Field.

"Perkenalkan, aku, Victor Sin-Nestia, sang penguasa dan pengendali darah."

Mendengar itu, semua tamu langsung berlutut memberikan permintaan maaf. Tapi Victor hanya terkekeh, dia sudah terlanjur bersemangat.

Tiba-tiba Park Sun-Hyung melangkah maju. Gael, Nevar dan Reigan terkejut. Tampaknya anak konyol itu benar-benar ingin mati lagi. Tapi keberaniannya sungguh pantas untuk dipuji. Dia sama sekali tak gentar dengan aura Victor yang sangat menakutkan.

"Paman vampir!" teriak Park Sun-Hyung.

Victor memalingkan wajahnya dan mendapati setitik sinar yang sangat terang di tubuh Park Sun-Hyung.

"Jangan buat Paman Reigan mendapat masalah lagi. Kalian bersahabat, kan? Aku tak tahu seperti apa itu persahabatan. Dalam kehidupanku, aku tak pernah bisa merasakannya. Aku iri padamu, kau kuat, kejam, jahat, tapi masih memiliki sahabat sebaik Paman Reigan. Sedangkan aku, berbuat baik pun tak akan cukup jika aku masih lemah. Duniaku lebih kejam darimu paman vampir!"

Semua tatapan tertuju pada Park Sun-Hyung. Anak itu benar-benar serius dengan ucapannya, tak ada keraguan sedikitpun. Victor menatap Reigan dan Park Sun-Hyung bergantian, dia tak berniat menghancurkan persahabatannya dengan Reigan.

Perlahan aura vampir barbar itu mulai meredup dan masuk ke tubuhnya lagi. Butiran darah yang tadi muncul menguap di udara, menghasilkan asap samar. Sosoknya yang tadi melayang di udara kini sudah berpijak di antara serpihan-serpihan kayu. Dia berjalan mendekat, menghadap Park Sun-Hyung.

"Terima kasih bocah rakus. Jangan berkecil hati, aku akan menjadi temanmu mulai sekarang."

Sekali lagi semua orang terkejut dengan ucapan Victor. Mereka tak menyangka, anak manusia itu seakan mendapat perlakuan khusus dari Victor.

"Nevar, Gael?" Reigan memanggil keduanya sambil menyapukan pandangan.

"Ya, Tuan. Kami siap menerima perintah anda," ucap Gael yang sudah memberikan sikap hormat pada Reigan. Begitu pula dengan Nevar.

"Kalian tidak keberatan kan, jika harus menjaga Park Sun-Hyung."

Gael dan Nevar mengangkat wajahnya, sedikit ragu dengan perintah yang diberikan oleh Reigan. Tapi mereka cepat paham, apapun yang diperintahkan oleh Reigan pastilah sebuah hal yang penting. Gael dan Nevar sebagai bawahan tak perlu menuntut penjelasan. Perintah adalah kewajiban mutlak. 

'Aku tak tahu seperti apa manusia bernama Park itu, tapi sepertinya dia sangat berharga di sini,' batin Carrisa sambil terus mengamati sosok Park Sun-Hyung.

Beberapa tamu lainnya juga terlihat mulai tertarik pada Park Sun-Hyung. Mereka terpukau dengan keberaniannya tadi. Seorang manusia yang bisa menghentikan Victor, pastilah bukan manusia biasa. Pasti dia memiliki sesuatu yang sangat besar, tapi apa? Tak ada yang tahu. Semua tamu tak merasakan apapun dari Park Sun-Hyung. Tapi lain lagi dengan Victor, dia telah melihat sesuatu yang menarik dari bocah rakus itu. 

***