Chereads / Dimension Knight / Chapter 11 - BAB 11 [ Tamu Tak Terduga ]

Chapter 11 - BAB 11 [ Tamu Tak Terduga ]

Pintu masuk di Alban memiliki gapura besar yang dirangkai dari kayu-kayu tebal berbentuk balok. Terlihat kokoh dan mengesankan. Ada dua bangunan di sisi dalam dan luarnya. Tempat itu digunakan untuk berjaga para prajurit. Para tamu harus melewati dua pemeriksaan khusus jika harus memasuki wilayah Alban. Pertahanan yang dibuat oleh Reigan memang sudah tak diragukan lagi. Dua proses pemeriksaan itu akan mendeteksi secara fisik dan sihir. Tamu yang datang tanpa surat janji pun tak akan bisa mendapat aksen masuk. Jika pun memiliki itu, mereka juga harus melalui proses pemeriksaan yang cukup ketat.

Tapi saat ini mungkin adalah sebuah toleransi terbesar yang pernah Reigan berikan. Karena tiba-tiba saja Alban kedatangan tamu dari berbagai kelompok, menolak mereka sama saja dengan mengibarkan bendera perang. Seluruh penduduk Alban pasti tak akan menginginkan hal itu dan jika terjadi, pasti Reigan lah yang akan disalahkan. Demi kaumnya, Reigan akan melakukan apapun dan kini dia harus merendahkan harga dirinya. Memberikan toleransi yang cukup besar.

Saat ini para tamu yang dikawal oleh Nevar tengah diperiksa satu per satu. Mereka juga harus meninggalkan semua barang yang dibawa ke pos bagian dalam. Yang pertama kali masuk adalah Carrisa, sang putri vampir.

Beberapa meter ke arah masuk gapura, berdirilah Reigan dengan penuh percaya diri. Di belakangnya ada Gael, Park Sun-Hyung, Erden, Aster dan Tratas.

Para penduduk Alban juga menyambut kedatangan para tamu. Mereka berdiri berjajar rapi di depan bangunan-bangunan sepanjang jalan setapak setelah gapura.

Sesaat kemudian, semua tamu telah selesai diperiksa. Dengan dipimpin oleh Nevar dan para tim pengintai, mereka berjalan masuk. Ketika sudah berada di depan Reigan, Nevar dan tim pengintai langsung merendahkan diri dengan satu lutut menumpu ke jalan setapak. Mereka memberikan hormat sebagai seorang prajurit sejati yang telah menyelesaikan tugas.

"Lapor, kami telah mengawal para tamu."

Suara Nevar sungguh tegas dan meyakinkan. Membuat Park Sun-Hyung tersenyum kecil. Bukan itu saja, Nevar pun juga mendapatkan pujian dari beberapa warga. Tak bisa dipungkiri, sosok Nevar memang selalu terlihat misterius dan keren.

"Lindungi para tamu kita!"

"Siap!" Nevar dan tim pengintai langsung merespon perintah dari Reigan. Mereka menghilang dan muncul kembali, membentuk barisan di belakang para tamu. Reigan tampak senang dengan kecakapan Nevar dan bawahannya. Tapi itu semua juga berkat didikan Gael yang keras. Menciptakan kedisiplinan dan kepatuhan yang mutlak.

Reigan maju beberapa langkah dan memberikan sikap hormat pada para tamu.

"Selamat datang di Alban para kerabatku. Semoga ini akan membuat hubungan Alban dan kelompok lain di Hutan Nuv semakin erat."

Sudah seharusnya seorang tetua yang memikul tanggung jawab besar harus memperlihatkan keberanian dan rasa hormatnya. Dan saat ini Reigan melakukannya. Di hadapannya adalah para tamu dari berbagai kelompok. Aura mereka saling bertabrakan tak menentu. Tapi itu sama sekali bukan apa-apa jika mengingat kejadian Victor yang tak terkendali. Tingkatan mereka sangat berbeda.

Fakta itu bukan berarti membuat Alban mampu menghadapi mereka. Para prajurit Alban memang memiliki kemampuan tempur yang kuat, tapi saat ini situasinya sungguh berbeda. Alban dalam kondisi terpojok. Para prajurit kuat sedang melakukan misi ke beberapa kerajaan di luar Hutan Nuv dan hanya menyisakan Gael, Nevar, serta tim pengintai. Jika ada hal yang membuat para tamu itu tersulut emosi, sudah pasti akan Alban akan tamat. Kartu andalan Reigan saat ini hanyalah Victor. Vampir barbar itu akan mengambil peran penting jika sampai ada yang berani memicu perselisihan.

"Tak usah seformal itu, Kakek Reigan. Kami sangat menghargai anda sebagai tetua Alban," ucap Carrisa sambil melangkah maju. Tatapannya sangat tajam dan gelap, membuat Reigan sedikit tertegun.

"Lagi pula, kenapa ada seorang manusia di sini." Carrisa mengedarkan pandangannya sambil mengendus udara sekitar dan dia menemukan sosok Park Sun-Hyung. Bibir mungilnya pun mulai membentuk seringai yang sangat menakutkan.

Mendengar itu Park Sun-Hyung seperti tersengat listrik, dia sadar jika yang dimaksud Carrisa adalah dirinya. Bocah rakus itu mulai penasaran dan tampak konyol saat tubuhnya condong kesana kemari berusaha melihat sosok Carrisa. Park Sun-Hyung kembali tenang saat siku Gael menyentuh lengannya. Hal bodoh hanya akan membuat situasi semakin rumit dan Park Sun-Hyung adalah orang mampu melakukannya tanpa memikirkan akibatnya.

"Maaf. Jangan salah paham dulu, kami juga memiliki tamu lain. Dia adalah Tuan Park Sun-Hyung." Gael sedikit memalingkan tubuhnya dan menunjuk Park Sun-Hyung dengan tangan kanannya.

Carrisa kembali menyeringai. "Aku suka aroma darah ini."

"Maaf sebelumnya, tapi saya mohon untuk tidak membawa masalah pribadi pada Tuan Park."

"Hm ā€¦ tampaknya kalian sangat melindunginya ya."

"Carrisa, cukup! Jangan mempermainkan Tuan Reigan." Seorang petualang lepas berkata tegas sambil melangkah maju. Dia adalah Eden perwakilan dari para petualang lepas.

"Benar, kami kesini untuk membicarakan hal penting dengan Tuan Reigan." Seorang goblin berbadan kerdil juga tak mau kalah. Dia adalah Agor, kepala suku ras goblin.

"Cih! Vampir memang selalu seperti itu. Mereka tak bisa mengendalikan dirinya saat mencium darah manusia." Erick perwakilan dari ras werewolf memberikan tatapan sinis pada Carrisa.

Dalam diam Carrisa menahan seluruh amarahnya yang membara. Dia adalah seorang putri vampir yang sangat berkuasa di kerajaan nya, tapi orang-orang di belakangnya ini berani membuat dia kesal.

Tiba-tiba saja aura yang sangat gelap muncul, menyelimuti tubuh Carrisa. Dia bisa saja menyerang orang-orang di belakangnya dengan sangat muda, tapi tangan Reigan yang menyentuh pundaknya membuat Carrisa enggan. Reigan telah melepas seluruh segel kekuatannya untuk mengendalikan situasi. Di hadapan Reigan, Carrisa bagaikan kucing kecil yang menatap seekor singa besar. Aura merah yang sangat kuat dan berkuasa.

"Kendalikan dirimu," ucap Reigan pelan.

Melihat aura Reigan yang membara, membuat para tamu tertegun sesaat sampai akhirnya Rugos sang minotaur maju memberikan salam hormat pada Reigan.

"Rugos, penjaga Gunung Triss. Salam hormat, Tuan Reigan. Tolong turunkan kekuatan anda. Kami mengerti."

Seorang minotaur penjaga Gunung Triss sampai mengakui kekuatan Reigan. Sungguh ini di luar dugaan. Reigan sendiri tak pernah berpikir untuk memberikan gertakkan, tapi sepertinya mereka semua tampak sedikit tertekan. Ini hal bagus, Reigan bisa memperkirakan kemampuan mereka sekarang.

Para warga Alban yang melihat itu terkesima oleh sosok Reigan, begitu pula dengan Gael dan yang lainnya. Tapi jika dibandingkan dengan Victor, sungguh Reigan masih jauh di bawah.

Tiba-tiba kabut yang cukup tebal muncul menutupi jalan setapak dan pepohonan di depan pintu masuk Alban. Lagi-lagi muncul aura yang sangat kuat, membuat semua orang menatap kabut itu dengan rasa penasaran.

Reigan bisa merasakan bahwa itu adalah sebuah aura terang yang mirip dengan energi kehidupan. Lalu perlahan mulai tercium bau harum yang menyejukkan. Angin pun berhembus lembut, memberikan rasa nyaman yang begitu dalam. Semua energi negatif yang tadi sempat muncul karena tingkah Carrisa, kini mulai hilang menguap di udara. Hati mereka menjadi tenang dan nyaman.

Perlahan keluarlah sosok rusa bertanduk panjang dan kokoh. Di atas punggung hewan itu seorang wanita tengah duduk dengan sangat anggun. Dia mengenakan pakaian yang hampir mirip dengan kimono, berwarna putih terang, senada dengan kulitnya. Sebuah tongkat kayu dia pegang, sesekali terdengar suara lonceng kecil dari pangkal atasnya.

Nevar, tim pengintai dan para tamu yang berada di tengah jalan mulai menyingkir, memberikan ruang untuk sosok itu lewat.

Tak hanya itu. Tiba-tiba saja muncul lagi sosok lain yang mirip dengan seekor musang. Dia berjalan pelan dengan keempat kakinya mengikuti wanita yang menunggangi rusa tadi. Ekornya yang berjumlah sembilan merekah, bergerak-gerak indah. Warna bulunya kuning tua, terlihat halus dan bersih. Tapi dibalik ketenangan makhluk itu, diam-diam dia memperlihatkan deretan gigi tajamnya ketika mengendus udara sekitar. Entah ini akan menjadi hal baik atau buruk, karena saat ini semua orang seakan terpikat dengan pesona wanita itu. Sungguh sosok yang luar biasa.

***