Renata memilih untuk turun menuju ke lantai bawah melalui tangga darurat, dibandingkan menggunakan lift. Kemudian, gadis itu terlihat menghentikan langkahnya, kemudian mendudukan diri pada salah satu anak tangga, dengan posisi kedua lutut yang tertekuk.
'Lakukan tugasmu dengan baik.'
'Jangan membantah.'
'Jangan terlalu banyak bicara, jika kau tidak memiliki kekuatan apa pun yang bisa melindungimu.'
'Di mataku, kau bukanlah siapa-siapa, selain seorang pengkhianat yang pernah mencampakkanku dulu, Renata.'
Dan beberapa kalimat menyakitkan itu terlintas begitu saja di dalam kepala Renata. Ya, beberapa kalimat yang Aaron katakan kepadanya, saat dia hendak berjalan keluar dari ruanganya, beberapa saat yang lalu itu.
"Aargh! Kenapa jadi seperti ini, astaga? Kenapa aku harus dipertemukan lagi dengannya, Tuhan?" teriak Renata frutasi, sembari mengusap rambutnya kasar.
