"Jadi, apa yang membuatmu merasa begitu penasaran dengan Tuan Presiden Direktur kita, hingga menelponku tiba-tiba kemarin malam, Renata?" tanya Keyra, dengan tatapan sepasang matanya yang terarah lurus kepada sosok Renata, yang sedang terduduk di atas kursi taman yang ada di depannya.
Dan sekarang ini, kedua gadis itu sedang berada di taman bunga dan pohon rindang, yang berada tepat di belakang perusahaan tempat mereka bekerja.
Renata menghembuskan napasnya perlahan, menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi, kemudian memfokuskan tatapannya pada kesepuluh jari-jarinya yang saling bertautan di atas pangkuannya.
"Katakan kepadaku, Renata. Aku mengajakmu ke sini untuk mendengarkan ceritamu, bukan melihatmu merenung seperti ini. Kau tahu jelas bukan, kalau jam istirahat kita tidak lama dan sebentar lagi akan habis," timpal Keyra lagi, saat Renata tidak kunjung membuka mulutnya untuk menjawab pertanyannya.
"Kemarin aku membuatkan kopi untuk Aaron, meng—"