"Siapa kau? aku tidak kenal denganmu, letakan kembali cemilanku," kata Zian kesal pada orang yang datang dan tidak ia kenal.
"Tidak mau, kakak ipar harusnya baik seperti Kakak Ku, tapi ternyata kau galak yah," kata orang itu dengan percaya diri.
"Ku tak kenal kakakmu," kata Zian yang tidak kenal orang tersebut.
Apalagi kakaknya mana dia tahu, jika orang itu memiliki Kakak, karena orang yang baru datang juga tidak Zian dikenal sama sekali olehnya.
Zian yang paling tidak suka kehidupan tenangnya di ganggu, apalagi dia yang baru bertemu dengan orang tersebut dan tidak mengenalnya sama sekali jelas saja Zian tidak kenal orang tersebut.
Dia yang tidak peduli apa yang dikatakan oleh Zian sengaja makan cemilan tanpa henti.
Zian menahan tangan orang itu dan menghempaskannya, tapi orang tersebut ternyata kuat dan tidak berpengaruh sama sekali.
"Apa yang Kakak lakukan," keluh orang itu jelas membuat Zian tidak suka.
"Aku bukan kakakmu cepat kau pergi!" Zian menarik tangan orang itu dan menyuruhnya keluar dari kediamannya sekarang.
Karena jelas Zian terganggu dengan kedatangannya, orang itu tidak mau dan tetap duduk di tempatnya. Zian bersikeras menarik orang itu hingga membuatnya pun berdiri karena apa yang dilakukan Zian.
Tapi Zian yang kehilangan keseimbangan, ia pun terjatuh. Takut akan sakit Zian menutup matanya.
"Brukkk"
"Maafkan aku Kak, aku tidak sengaja," kata orang itu panik membuat Zian makin tidak suka.
"Loh kok tidak sakit," batin Zian yang merasa jika dirinya terjatuh tapi tidak terasa sakit.
Zian pun membuka matanya dan melihat pangeran kedua, yang ternyata menahannya dari belakang hingga ia tidak terjatuh ke tanah.
"Moster," kata Zian spontanitas mengucapkan hal yang tidak harus ia katakan pada pangeran pertama yang sudah menolongnya.
Tapi karena wajah Pangeran kedua, yang jelas membuat Zian kaget sampai mengucapkan kata tersebut, membuat ia benar-benar merasa bersalah dan berarti ka Pangeran tidak marah kepadanya.
Ekspresi kaget terlihat dari wajah Pangeran, tapi dia tetap diam dan melihat Zian yang tidak berdiri dan masih bersandar pada pangeran kedua.
"Mau sampai kapan kau seperti itu?" tanya pangeran kedua membuat Zian membenarkan posisi berdirinya.
"Terima kasih sudah menolongku," kata Zian tapi diabaikan oleh pangeran kedua, yang mana pangeran langsung menuju orang yang tadi diusir oleh Zian
"Ada perlu apa kau kemari?" tanya pangeran kedua pada adiknya yang merupakan pangeran ketiga.
Meski sifatnya yang slengean, tapi dia adalah adik pangeran yang paling dekat dengan pangeran kedua.
Adik yang paling baik dan mendukung kakaknya itu, perselisihan antara keluarga sering terjadi di kerajaan. Hubungan antar pangeran tidak begitu harmonis begitu juga dengan hubungan antara pangeran pertama dan pangeran kedua, tapi tidak dengan pangeran ketiga yang mendukung Kakaknya.
"Tentu saja aku ingin melihat kakak iparku, kemarin aku belum sempat melihatnya dan sekarang aku ingin berkenalan dengannya, tapi aku diusir oleh nya, benar-benar kakak ipar yang galak, aku kira dia baik hati, tapi dia yang terlihat cantik ternyata galak," kata Pangeran ketiga.
Pangeran ketiga yang paling mendukung pangeran kedua dan membantu Pangeran kedua. Jika dia pergi ke medan perang karena hanya dia satu-satunya yang selalu saling mendukung satu sama lain, maka dari itu saat mendengar kakaknya menikah, dia pun yang ingin mengenal siapa istri dari kakaknya tersebut.
Tapi tanpa disangka, dia yang baru saja datang langsung diusir oleh Zian saat itu, yang mana dia Zian tidak mengenal Pangeran ketiga sama sekali.
Hal itu membuat Pangeran ketiga berada di sana lebih lama, karena dia yang baru mengenal Putri Zian yang terkenal sangat lemah lembut dan baik hati, tapi ternyata tidak sesuai dengan apa yang dia dengar dari orang lain.
Dari kesan pertama bertemu pun sudah sangat jelas, jika putri Zian begitu galak dan dengan marahnya mencoba mengusir pangeran ketiga.
Jelas saja hal itu tidak membuat Pangeran ketiga pergi dari kediaman kakaknya tersebut, karena dia yang ingin lebih mengenal kakak iparnya itu berbeda dari yang dia dengar selama ini, ternyata kakak iparnya itu lebih aktif dan tidak lemah lembut sama sekali, mungkin kabar yang dia dengar salah, maka dari itu dia ingin memastikan sifat asli dari kakak iparnya tersebut, yang membuat dia tidak pergi dari tempat itu walaupun diusir oleh Zian saat itu.
"Kau ingin berkenalan denganku, Kenapa tidak bilang dari awal dan memperkenalkan dirimu terlebih dahulu, jadi aku bisa mengenal siapa kamu," kata Zian tidak ingin disalahkan.
"Kakak belum mengenalku sama sekali, bagaimana bisa kakak yang menikah dengan kakak keduaku ini tidak mengenal adiknya?" tanya Pangeran ketiga tidak percayalah.
Pangeran ketiga yang sudah sangat terkenal dengan keahliannya, dalam membuat siasat perang dan dia selalu saja membantu Pangeran kedua, hingga namanya pun tidak kalah terkenal dengan kakak keduanya tersebut, yang merupakan Pangeran kedua dan merupakan pemimpin perang di Kerajaan Aozora, ia memiliki seorang adik yang selalu membantunya dalam membuat siasat perang, yaitu Zen Aozora pangeran ketiga yang paling dekat dengan Kenzi.
Zian jelas tidak tahu-menahu tentang itu, yang merupakan adik dari suaminya saja baru dilihat dan Zian tidak mengingat siapapun, apalagi harus mengingatkan warga kerajaan.
Ingatan putri Zian asli tidak ada yang tersisa dan tidak ada petunjuk sama sekali, jelas yang tidak mengingatnya dan tidak tahu siapa dia walaupun namanya sudah terkenal.
"Itu karena aku memang tidak mengenalmu, untuk apa aku harus mengenalmu, tidak ada pentingnya," jawab Zian yang memang tidak suka dengan kesan pertama bertemu dengan Pangeran ketiga.
"Kalau begitu perkenankanlah diriku memperkenalkan diri, aku Zen Aozora merupakan Pangeran ketiga dari kerajaan Aozora. Panggilan ku Zen," kata Zen memperkenalkan diri pada Zian.
"Baiklah adik ipar aku sudah mengenalmu," Zian acuh dan tidak peduli padahal Zen sangat senang saat mendengar kakaknya menikah.
Tapi melihat putri Zian yang sepertinya acuh membuat Zen agak sedih.
"Kak Ken!" Zen memanggil kakaknya dengan panggilan yang sering diucapkan jika mereka sedang berdua saja.
"Ken? Siapa itu Namaku Zian," kata Zian yang tidak sadar jika Zen sedang memanggil pangeran kedua yang merupakan kakak kesayangannya.
Zian tidak mengingat nama dari pangeran kedua itu, membuat Zen pun terkejut kalau kakak iparnya tidak tahu nama pangeran kedua.
Sebagai seorang istri seharusnya dia sudah mengetahui nama suaminya, tapi Zian yang tidak ingat sama sekali nama pangeran kedua, yang dia ingat hanya Pangeran kedua saja, tanpa mengingat nama aslinya hal tersebut benar-benar membuat siapapun Zian tidak tahu nama asli pangeran kedua.
"Kakak tidak tahu nama lengkap pangeran kedua?" tanya Zen mulai membuat pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Zian.
Jelas hal itu membuat Zian kaget dan bingung harus menjawab apa karena Zian benar-benar tidak mengingatnya.