Chereads / The Loser Of Love / Chapter 29 - Make decision

Chapter 29 - Make decision

Bagas sudah agak mendingan, kini dalam pemulihan. Ia tak sabar menunggu keputusan dari mantan istrinya, terbayang di pelupuk mata kebahagiaan yang akan dirajut kembali bersama.

Sementara di pihak Audrey sangat percaya diri dari apa yang telah dilakukan dan dipertimbangkan dengan matang. Ia bertekad mengikuti suami siri menuju ke Turki dan masih dirahasiakan saatnya kembali ke indonesia.

Pertemuan yang dinanti-nanti bak remaja yang menunggu gebetan di tikungan jalan.

"Hello, Drey ...!"

"Apa kabarmu, sayang!" sapa Bagas merdu dengan mengembangkan senyum khasnya. Audrey penuh keheranan mendapat sapaan sayang yang sebelumnya hambar tanpa pemanis.

"I'm fine! Gimana kabar Bagas di sana?" tanya Audrey penuh tanda tanya. Ia pun berbicara panjang lebar dengan mantan suami seperti seorang kakak beradik.

"Aku baru sembuh sakit, Drey. Datanglah menjengukku! Kamu macam tak kenal lagi dan sombong," sergahnya tanpa membaca situasi.

"Ahh ... bagaimana bisa? aku tak pernah sombong, lagian hanya mengandalkan tulang punggung sendiri," dalih Audrey basa basi saat menjawab telepon Bagas.

Bagas tidak sabaran lagi menunggu hari indah tersebut. Ia begitu yakin memiliki kembali cinta yang hilang.

"Audrey, sayang. Jangan pergi lagi, sekian lama aku menahan rasa cemburu yang membuncah hebat. Taukah Audrey tentang seorang Bagas? ia mengalami rasa nyeri yang tercipta akibat ulah sendiri? Obatnya hanya satu, Bagas memimpikan kembali bersama Audrey sang kekasih hati.

Audrey meringis. Yang ia ingat hanyalah semua kenangan buruk dari mantan suaminya. Bagaimana mungkin berharap pada lelaki yang tak pernah mengharaplan keberadaannya. Bagas dan ibunya itu selalu membuatnya menangis, menyakiti hatinya, itulah yang melekat di ingatan Audrey.

"Aku begitu bodoh menyia-nyiakan waktu bersama orang yang tak pernah menghargai keberadaanku." Audrey mendesah penuh penyesalan diri, dulu benar-benar tersiksa diperlakukan tak selayaknya.

Attaruk melihat reaksi Bagas, Sungguh, ia tidak menyangka kalau suatu hari Bagas benar-benar mengharapkan kehadiran istrinya sepenuh hati. Sejak awal Bagas tidak pernah menempatkan.Audrey di posisi yang pantas di hatinya, meski pada awalnya Bagas bersikap manis pada Audrey. Kemudian entah ide gila dari mana hingga harus mengorbankan diri Audrey menjadi tumbal di setiap permasalahan hidupnya. Audrey sendiri tidak tahu mengapa Bagas bisa berubah drastis, tidak seperti Bagas yang ia kenal.dulu.

"Belum terlambat untuk memulai awal yang baru." Ucap Bagas menaruh harapan pada Audrey di suatu kesempatan. Attaruk hanya pasrah mendapati Bagas yang selalu meneror hidupnya. Bagas terus menggantungkan perasaan pada Audrey, siang dan malam datang hanya untuk memastikan keadaannya.

Attaruk tertawa ringan menenangkan hati, sebentar lagi sebuah luka akan menganga kembali. Tak kuat rasa melihat istri yang sudah begitu lengket di hati. Kasih sayang dua insan sudah merasuki dalam jiwa sulit untuk dipisahkan, lagi sayang sayangan mereguk manis madu, kedua insan.yang sedang dilanda bilur-bilur cinta harus berpisah. Sanggupkah Attaruk merelakan kekasih hati atau.berjuang mendapatkan kembali hati Audrey bak pualam.

Audrey benar-benar di posisi yang sulit. Ia harus menentukan.pilihan yang tepat, sedikit saja melenceng seumur hidup akan.menanggung akibatnya. Audrey harus hati-hati dalam hal ini, ia tidak boleh terpengaruh oleh bisikan.yang melemahkan jiwa.

"Audrey ... kami merindukanmu, Sayang?!" mantan bumer mencoba merayunya setelah apa yang pernah diperbuat dulu. Audrey tidak menaruh dendam pada mereka, hanya untuk kembali ke situ membutuhkan mental dan kekuatan.baja.

"Iya, bu. Audrey juga merindukan kalian," balas Audrey tanpa sedikitpun mengulang kata- kata yang menyakitkan hati.

Wanita yang bertutur santun tetap memelihara ucapan yang baik dalam segala kondisi. Ia tidak akan mengotori lidah dengan ucapan yang merusak pikiran dan perasaan.

Wanita berakhlak ini menjadi panutan dan impian lelaki yang akan memperistrinya. Kelembutan yang terpancar dari seorang Audrey tidak akan tergantikan.

Sementara Bagas seperti mendapatkan belati yang menghunus ulu.hatinya. Nyeri yang diciptakan sendiri itu mulai terasa menyayat hebat menjalar kesetiap saraf-saraf yang tak bertepi.

Akankah Audrey sebentar lagi menjanda sesuai perjanjian di kedua belah pihak. Apakah Attaruk tega menceraikan Audrey yang didambakan setiap.detik, menit bahkan selamanya?

Dengan semangat yang membara dan bangkit kembali, Bagas optimis dapat membina hubungan kasih sayang dengan mantan Istrinya itu. Tak ada sedikitpun keraguan dalam hati.

"Audrey adalah milikku yang telah kembali, akan aku jaga dengan sepenuh hati," janjiku dalam hati.

Mereka menyambut Audrey dan Attaruk di sebuah tempat khusus yang sudah disiapkan oleh Bagas dan bumer dengan semringah. Penyambutan meriah kembalinya cinta yang hilang penuh kasih sayang. Kehangatan yang terpancar menyejukkan hati. Apakah Audrey dapat dipengaruhi untuk kembali dalam pangkuan keluarga Besar Bagas? Hanya menaruh harapan besar pada keputusan Audrey. Sebuah kunci hanya Audrey sendiri yang memberi kesempatan pada pilihan hatinya.

Attaruk menghentikan mobilnya dan menatap Audrey untuk yang terakhir kali, sebagai lelaki paling pantang menangis atau mengumbar air mata. Namun, tanpa terasa kedua bola mata yang melembab akhirnya tak.terbendung lagi.

"Audrey, sayang. Ingat aku dan baby Shezan dan kebahagiaan kita," bisik lembut lelaki penyayang dan memperlakukan Audrey bak ratu semalam.

"Bagas akan memberimu kompensasi yang besar untuk menjamin masa depanmu. Kau bahkan akan menjadi salah satu pemilik perusahaan Bagas yang lain. Jangan khawatir." Ucap bumer mempromosikan jati diri anaknya yang pernah kelam. Personal branding yang nyaris sempurna.

Audrey tertawa dalam hati. Ia tahu jika ia mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, tentu Bagas dan Bumer akan meradang oleh kemarahannya. Ia memilih diam dan berbicara dengan hatinya sendiri.

Bulan depan Audrey akan berangkat ke luar negeri. Ia tidak ingin Bagas membatalkan kepergiannya karena menolak kembali menjadi istrinya.

Audrey yang selalu diremehkan bahkan tak dianggap keberadaannya, mungkinkah diharapkan kembali? Mereka hanya akan mempermainkan perasaan Audrey dengan mengedepankan keegoisan yang hebat. Audrey tak perlu terpancing dengan siasat licik yang diperankan.oleh Bagas dan ibunya.

Audrey nggak mau terulang keluarganya seperti dulu. Pengalaman mengajarkannya lebih tanggap, tapi ia selalu bersabar di setiap ujian.

"Bagas akan benar-benar marah kalau sampai aku bertahan dengan Attaruk. Audrey akan di cap wanita matre." Audrey berbisik pada Attaruk yang.lagi rehat siang.

Audrey tersenyum getir, tanpa menoleh ke arah Attaruk. Ia pun merasa gelisah entah deg-degang menunggu perihal selanjutnya.

"Tenanglah, Drey! kamu bisa melaluinya dengan mudah. Mantapkan hati dan jangan goyah," pesan Attaruk di sela-sela waktu istirahatnya.

Seketika atmosfir berubah dingin dan beku. setiap pertanyaan Bagas semua masih dalam proses tunggu. Audrey tidak menjawab gamblang hanya untuk menghormati mantan suami dan mertuanya.

"Aku butuh waktu untuk.menjawabnya, Gas! Aku perlu salat istikharah sebagai.dasar penguat untuk melangkah lebih jauh. Audrey jangan terlena oleh kisah romance di film box movie.

Bagas terlalu banyak berharap, ludah yang telah.di buang tak mungkin dijilat kembali. Sukar dalam hal ini seorang istri.teraniaya masih bertahan tanpa suatu pertimbangan yang tepat. Audrey dan Bagas hanya akan membuat luka baru di atas luka lama.