Bruukkk... braakk
Suara pintu yang terbanting dan derap langkah terdengar oleh Audrey. Sosok bayangan itu sangat dikenal olehnya.
"Bagas... bagas. Kenapa kau menyusup ke kamarku. Ada apa ini?" jerit Audrey menahan rasa perih di tenggorokannya.
"Audrey, pa kabarmu?
Bagas tak bisa tenang tanpa mengetahui keadaanmu, sayang? Kenapa kamu sakit tapi.gak diobati oleh Attaruk. Ouh, gak bisa dibiarin kelakuannya. Awas ya," Ancam Bagas dengan ekspresi marah dan.mau menonjok.di hidung Attaruk.
"Tau rasa kau, Taruk?"
"Keparaatt ... bengek kau!" dampratnya gak bisa menerima kondisi Audrey yang diabailan Attaruk.
"Audrey, yuk!"
"Biar mas yang bawain ke dokter," ajak Bagas penuh khawatir melihat kondisi Audrey yang kelimpungan.
"Prookk....prookk!"
Di sisi yang lain Attaruk memberikan aplaus untuk Bagas yang kepo dan sok ngatur. Attaruk sudah habis batas kesabarannya menghadapi lelaki yang tidak punya prinsip itu.