Dia menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapnya yang terasa sangat berat itu.
"Ayahku seorang pengangguran," ucapnya lirih.
"Aku rasa pengangguran bukan masalah besar," ucap Aji menimpali.
Alexa menunduk dan melanjutkan kat-katanya. "Dia juga seorang penjudi dan pecandu minuman keras."
Laily dan Aji saling menatap, tapi tatapan Laily di barengi dengan rengutan, seperti ada yang salah dengan pengakuan wanita muda ini.
Alexa masih bicara. "Selama sekolah dan ayahku bangkrut ibuku bekerja keras untuk kami sekeluarga, sementara ayahku akan menghabiskannya untuk berjudi, kami juga tinggal di lingkungan kumuh, rumah kami telah di jual dan kami harus tinggal di rumah peninggalan kakek nenekku."
Laily terlihat tersenyum. "Setiap orang punya masa sulitnya sendiri bukan, tapi aku menghargai kejujuranmu itu."
Alexa terlihat mengangguk-angguk.
"Evano … ibu rasa hari sudah larut, sebaiknya kamu antar saja Alexa pulang," kata laily tiba-tiba.