Arthur masih merasakan ngilu bekas pukulan yang dilesatkan Edward pada wajahnya. Kini dia hanya duduk di kursi kerjanya dengan menutupi warna merah luka yang ada di pipi dengan telapak tangannya.
Alvin baru saja masuk dan menemui Arthur di ruangannya, dengan tangan menjinjing sebuah kotak P3K dan sebuah cermin berukuran sedang yang tadi sempat juga pria itu minta.
Tangan Arthur terulur, meminta Edward untuk segera menyerahkan cermin itu kepadanya.
"Kamu lama sekali, pipiku sudah sangat perih," protesnya pada Alvin yang kini sudah membuka kotak obat dan membantunya untuk membersihkan serta mengoleskan obat obat lebam, agar luka yang ada di wajah bosnya sedikit tersamarkan.
"Bagaimana mungkin dia memukulmu?" tanya Alvin sembari membantu mengoleskan obat luka itu.
"Aw … pelan-pelan," bentaknya spontan karena merasakan sakit dan perih di wajahnya.
"Aku tidak tahu …," jawabnya, tapi Alvin terlihat sedikit tak percaya.