Vivian meraih paper bag yang ada di atas meja, ia kini memegangi sekotak makanan yang di berikan sebagai oleh-oleh untuknya itu.
"Aku mohon, jelaskan masalah ini padaku," tanyanya saat kotak itu sudah terbuka dan stempel alamat itu terlihat.
Arthur terdiam cukup lama, dia tidak memberikan jawaban untuk beberapa detik.
"Aku mohon jelaskan kenapa kamu memberikan aku oleh-oleh yang alamatnya ada di sini! Aku selama beberapa hari ini kamu tidak benar-benar pergi?"
"Apa sekarang kamu meragukanku?"
"Tidak … tidak seperti itu, aku hanya bingung saja."
"Maafkan aku, sejujurnya oleh-oleh ini memang aku beli di sini, karena aku benar-benar lupa karena sangking terburunya untuk pulang ke rumah, aku benar-benar lelah dan aku juga tidak bisa meminta Alvin melakukannya, karena dia juga merasakan hal yang sama denganku."
"Benarkah?" tanya Vivian dengan rasa bersalah.
"Tentu saja, jika kamu tidak percaya kamu tanyakan saja pada Alvin, dia akan mengatakan hal yang sama."