Arthur dan Alvin kini sudah hadir di ruang rapat, bersama para petinggi dan para pemegang saham.
Segenap dewan direksi terlihat sudah mengisi penuh meja mereka, terlihat saling berdiskusi satu sama lain.
Rapat kali ini memabahas tentang pergantian pemimpin perusahaan yang sempat di pimpin oleh Edward.
Semua orang terlihat sepakat untuk memilih beberapa kandidat potensial, tapi suara mereka jatuh pada Arthur, orang yang tidak menyukai keputusan ini.
***
Kini Arthur keluar dari ruangan itu, wajahnya cukup kesal karena selama rapat penolakannya seolah tidak di dengar.
Dia menempati kursinya dengan kasar karena rasa emosi. "Aku tidak mau tahu Alvin, bagaimana caranya singikirkan namaku dari sana."
"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukan seperti apa yang kamu katakan, akan lebih baik Tuan bicara pada ayah Tuan, dia adalah pemegang saham terbesar, aku rasa semua orang berpendapat karena punya pengaruh besar di sini."
Alvin terlihat bicara sembari berdiri di depan meja.